Ngeri! Emak-emak di Garut Terpapar Radikalisme, Cukup Bayar Rp 25 Ribu Bisa Masuk Surga
Tuesday, 5 July 2022
Edit
Darirakyat.com - Paham radikalisme disebut-sebut sudah masuk ke 41 dari 42 kecamatan yang ada di Garut. Bahkan ada cerita emak-emak yang dijanjikan bisa masuk surga tanpa solat, hanya perlu membayar Rp 25 ribu per bulan.Kemenag Garut Cece Hidayat mengatakan, pihaknya mengaku khawatir dan prihatin.
Sebagai tindakannya, Kemenag bersama pihak terkait lain rutin melakukan penyuluhan kepada para tokoh agama, atau orang-orang yang terindikasi terpapar paham radikal.
Selain itu, pihak Kemenag juga beberapa kali terlibat dalam proses deklarasi yang dijalani para mantan pengikut aliran radikal yang menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terselip banyak cerita menarik saat proses deradikalisasi itu. Cece mengatakan, salah satunya, ada cerita emak-emak yang percaya dengan hanya membayar Rp 25 ribu dan tanpa beribadah dia bisa masuk surga.
Cerita tersebut terungkap dalam kegiatan deklarasi yang digelar di Kecamatan Pameungpeuk, Garut beberapa waktu lalu. Saat itu, Cece mengaku sempat berbincang dengan sejumlah emak-emak peserta deklarasi.
Sang emak mengatakan, dia diajari oleh gurunya untuk tidak solat. Sebab, saat ini sang guru menyatakan keadaan sedang darurat karena sedang berjuang mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Sebagai gantinya, sang emak diminta untuk membayar infaq Rp 25 ribu per bulan.
"Jadi gini, ketika kami ada deklarasi saya mendekati gerombolan ini, ibu-ibu. Saya tanya, ibu.... Ikutan deklarasi? Oh iya pak katanya. Ibu emang tinggal di mana? Saya lupa nama desanya. Ibu kenapa tidak mengakui Indonesia? Dia bilang bahwa dia memang gurunya mengajarkan bahwa sekarang ini kita lagi berjuang memperjuangkan Negara Islam Indonesia," katanya.
"Dan karena sekarang masih darurat, ya kita tidak usah ibadah, tidak usah solat, ibu cukup hanya dengan membayar infak Rp 25 ribu per bulan, kepada kiainya, kepada ajengannya, kepada tokoh agamanya, itu akan dijahit (diselamatkan) nanti oleh mereka ketika kita masuk neraka," ujar Cece menambahkan.
Sang emak mendapatkan doktrin iming-iming masuk surga jika bayar uang Rp 25 ribu sebagai 'penyelamat' saat nanti mereka masuk neraka. "Itu kan pembodohan ya, pembodohan mereka kepada masyarakat yang sisi agamanya tidak punya dasar yang kuat," ucap Cece.
41 dari 42 Kecamatan di Garut Terpapar Paham Radikal
Selain itu, pihak Kemenag juga beberapa kali terlibat dalam proses deklarasi yang dijalani para mantan pengikut aliran radikal yang menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terselip banyak cerita menarik saat proses deradikalisasi itu. Cece mengatakan, salah satunya, ada cerita emak-emak yang percaya dengan hanya membayar Rp 25 ribu dan tanpa beribadah dia bisa masuk surga.
Cerita tersebut terungkap dalam kegiatan deklarasi yang digelar di Kecamatan Pameungpeuk, Garut beberapa waktu lalu. Saat itu, Cece mengaku sempat berbincang dengan sejumlah emak-emak peserta deklarasi.
Sang emak mengatakan, dia diajari oleh gurunya untuk tidak solat. Sebab, saat ini sang guru menyatakan keadaan sedang darurat karena sedang berjuang mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Sebagai gantinya, sang emak diminta untuk membayar infaq Rp 25 ribu per bulan.
"Jadi gini, ketika kami ada deklarasi saya mendekati gerombolan ini, ibu-ibu. Saya tanya, ibu.... Ikutan deklarasi? Oh iya pak katanya. Ibu emang tinggal di mana? Saya lupa nama desanya. Ibu kenapa tidak mengakui Indonesia? Dia bilang bahwa dia memang gurunya mengajarkan bahwa sekarang ini kita lagi berjuang memperjuangkan Negara Islam Indonesia," katanya.
"Dan karena sekarang masih darurat, ya kita tidak usah ibadah, tidak usah solat, ibu cukup hanya dengan membayar infak Rp 25 ribu per bulan, kepada kiainya, kepada ajengannya, kepada tokoh agamanya, itu akan dijahit (diselamatkan) nanti oleh mereka ketika kita masuk neraka," ujar Cece menambahkan.
Sang emak mendapatkan doktrin iming-iming masuk surga jika bayar uang Rp 25 ribu sebagai 'penyelamat' saat nanti mereka masuk neraka. "Itu kan pembodohan ya, pembodohan mereka kepada masyarakat yang sisi agamanya tidak punya dasar yang kuat," ucap Cece.
41 dari 42 Kecamatan di Garut Terpapar Paham Radikal
Dilansir dari laman resmi Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jabar, jabar.kemenag.go.id, dalam artikel berjudul 'Terpapar Radikalisme, Diiming-iming Surga', Kemenag menyebut bahwa paham radikal sudah masuk ke 41 dari 42 kecamatan yang ada di Garut.
Kegiatan dialog kebangsaan digelar bukan karena latah. Akan tetapi Garut memang sangat dinamis dan sedang menjadi sorotan dalam kaitan paham radikal. Berdasarkan catatan, dari 41 dari 42 kecamatan terpapar paham radikal.
Pernyataan tersebut diketahui diungkap Kemenag Jabar dalam kegiatan Dialog Kebangsaan bertema Membangun Moderasi Beragama, Mengelola Keberagaman, Meneguhkan KeIndonesiaan di Hotel Harmoni, Garut pada Kamis 30 Juni 2022.
Terkait data yang dirilis Kemenag Jabar, Cece mengatakan pihaknya belum mengetahui data pasti kaitan hal tersebut. Pernyataan soal 41 kecamatan terpapar radikalisme merupakan berasal dari data yang diberikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Garut.
"Jadi, kami sampai dengan hari ini tidak mengetahui adanya terpapar seperti itu kan pernyataan dari Ketua PCNU ya, dan kami tidak punya data tentang itu," kata Cece.
"Kami menghargai data yang dimiliki oleh NU sebagai bentuk kepedulian NU kepada negara dan bangsa, mereka melakukan penelitian kepada di lapangan. Tapi sampai dengan hari ini kami tidak punya data itu," ungkap Cece menambahkan.
Ketua PCNU Garut KH Atjeng Abdul Wahid memang sebelumnya diketahui sempat menyatakan temuan pihaknya itu. Dalam sebuah sesi wawancara dengan detikcom, hari Jumat 21 Januari 2022 di Kantor PCNU Garut, Jalan Suherman, Tarogong Kaler, beliau menyebut paham radikal sudah masuk hampir ke semua kecamatan.
"Kita punya 42 MWC (Majelis Wakil Cabang). Setelah kami cek, dari 42 MWC (kecamatan) hanya 1 yang belum kemasukan (paham radikal NII)," kata ulama yang akrab disapa Ceng Wahid tersebut. (detik.com)