Kesal Dituding Terkait Jaringan Teroris, Fadli Zon Tempuh Jalur Hukum. Direspon Cuitan Menohok Eko Kuntadhi




Darirakyat.com
- Dituding terkait dengan jaringan terorisme, Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon menegaskan akan menempuh jalur hukum.

Hal itu dilakukan setelah Fadli Zon dikait-kaitkan dengan terduga teroris Angga Dimas Pershada.

Fadli Zon menegaskan dirinya mengikuti sejumlah pemberitaan yang muncul setelah Eko Kuntadhi memposting foto dan narasi di akun Twitter @_ekokuntadhi.

"Saya mengikuti beberapa berita, yang dimulai dari cuitan seorang buzzer, yang isinya mengaitkan seolah-olah saya punya kaitan dengan seorang terduga teroris yang baru saja ditangkap Densus 88, hanya karena sebuah foto lama tahun 2015. Atas fitnah tersebut, saya ingin memberikan klarifikasi," ujar Fadli Zon.

Fadli Zon mengaku sangat dirugikan dengan cuitan Eko Kuntadhi di media sosial Twitter.

Upaya hukum itu saat ini sedang dikaji oleh Fadli Zon dan tim hukumnya.

"Saya telah mengkaji dengan tim hukum untuk mengambil langkah hukum yang diperlukan," kata Fadli Zon melalui chanel YouTube Fadli Zon Official seperti dilihat pada Kamis (17/3).

Menurut politisi Partai Gerindra tersebut, klarifikasi itu dibuat untuk menepis fitnah sejumlah orang yang secara insiatif berusaha memutarbalikan dukungannya terhadap aksi kemanusiaan yang seolah adalah bentuk dukungan terhadap terorisme.

Dalam postingan yang dilihat FIN pada Kamis (17/3), Eko Kuntadhi kembali mencuit:

"Ada ngeles, sebelum ditangkap Densus 88 Farid Oqbah juga bertemu Jokowi di istana. Apa salahnya Fadli bertemu Dimas Angga, yg sdh ditangkap Densus 88 juga. Begini. Kita punya UU soal Pendanaan Terorisme. Hukuman maksimal 15 tahun. Bukan UU Ketemu Teroris. Jelas kan? Untuk kasus kejahatan teroris, penanganan kepada anggota Parlemen tidak perlu harus izin Presiden dulu. Sebab terorisme masuk kategori Extra Ordinary Crime. Jadi ya, Densus 88 gak perlu izin Presiden dulu...," tulis @_ekokuntadhi.

Seperti diberitakan, Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon protes dirinya dikait-kaitkan dengan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

Fadli Zon menegaskan hal tersebut sebagai bentuk fitnah keji terhadap dirinya.

Seperti diketahui, HASI yang dipimpin dr Sunardi oleh PBB dan Polri telah ditetapkan sebagai organisasi yang diduga kuat terafiliasi dengan Jamaah Islamiah (JI) dan Al Qaeda.

Setelah dr Sunardi tertembak mati oleh Densus 88 Antiteror Polri pada 9 Maret 2022 lalu, beredar foto saat Fadli Zon memberikan donasi kepada HASI.


Politisi Partai Gerindra itu membenarkan foto yang beredar di media sosial tersebut.

Fadli Zon menyebut penyerahan bantuan secara simbolik itu merupakan bentuk kerjanya sebagai wakil rakyat. Selain itu, donasi yang terkumpul bukan sumbangan pribadinya.

Menurut Fadli Zon, pertemuan itu terjadi pada 2015 silam saat dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Korpolkam periode 2014-2019).

"Upaya untuk mengait-ngaitkan dgn terduga teroris adalah fitnah belaka. Secara politik, sy menganggap ini adlh fitnah yg kotor, sama seperti kalau ada orang yg mencoba mengaitkan Presiden @jokowi dgn terorisme hanya krn pernah menerima terduga teroris Farid Okbah di Istana. Sbg informasi, pada 29 Juni 2020 Farid Okbah pernah diterima Presiden Joko Widodo di Istana. Pada tanggal 16 November 2021, Farid Okbah ditangkap oleh Densus 88 sebagai terduga teroris. Apakah dua peristiwa yang berlainan itu bisa dikait-kaitkan?" cuit Fadli Zon melalui akun di Twitter miliknya @fadlizon seperti dikutip pada Rabu (16/3).

"Sbg Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, setiap hari saya menerima berbagai delegasi bahkan hingga puluhan orang," lanjut Fadli.

Sebagai wakil rakyat, dirinya selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apapun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya.

"Itu adalah bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI," imbuhnya dikutip dari Fin.co.id.

Pada 28 Mei 2015, dirinya bersama Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Fahri Hamzah menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin Ustadz Bachtiar Nasir (UBN).

Kedatangan mereka untuk menyampaikan perkembangan situasi pengungsi Suriah di perbatasan Turki yang membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia.

Mereka menggalang dana untuk rumah sakit darurat, makanan, serta pakaian bagi pengungsi korban perang. (radartegal.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel