KPI soal Syuting Sinetron di Semeru: Jangan Jadikan Musibah demi Kepentingan Rating!




Darirakyat.com
- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyayangkan syuting sinetron 'Terpaksa Menikahi Tuan Muda' yang dilakukan di lokasi pengungsi terdampak erupsi Gunung Semeru. KPI meminta background musibah tidak dijadikan alat untuk meningkatkan jumlah penonton.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua KPI Mulyo Hadi Purnomo. Dia awalnya menyinggung pihak produser sinetron TMTM yang seharusnya mempertimbangkan kondisi psikologis korban bencana.

"Sebagai wujud simpati dan ajakan membangkitkan simpati masyarakat untuk membantu korban bencana, mestinya bisa dilakukan dengan membuat tiruan setting lokasi bencana, sehingga tidak mengganggu psikologi korban dan mengganggu tim penanganan bencana," kata Mulyo saat dihubungi, Kamis (23/12/2021).

Mulyo pun memperingatkan agar pihak sinetron TMTM tidak menjadikan musibah orang lain sebagai background cerita. Terlebih, kata dia, memanfaatkan musibah orang lain untuk meningkatkan daya tarik penonton.

"Jangan sampai pemanfaatan lokasi dan orang-orang yang terkena musibah sebagai background cerita justru digunakan hanya untuk meningkatkan daya tarik penonton atau kepentingan rating," ucapnya.

Lebih lanjut Mulyo juga menyoroti terkait fakta bahwa sinetron TMTM belum mengantongi izin. Padahal, menurutnya, produksi film atau sinetron harus mengantongi izin lokasi, terlebih untuk kepentingan komersial.

"Dalam konteks produksi film atau sinetron, setahu saya, selalu harus ada izin lokasi. Selain itu, pemuatan gambar orang tanpa persetujuan bisa menimbulkan masalah hukum jika orang-orang yang muncul dalam film/sinetron tersebut tidak menyetujuinya. Meskipun orang-orang tersebut hanya sebagai background adegan, etika mendapatkan persetujuan harus diperhatikan, apalagi untuk kepentingan komersial," ujarnya.

Seperti diketahui, syuting dilakukan di posko pengungsian yang berada di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang, mulai Selasa (21/12). Syuting sinetron tersebut menampilkan Leo Consul dan Rebecca Tamara sebagai pemeran. Rebecca berperan sebagai Amanda, seorang relawan di posko erupsi Gunung Semeru.

Sementara itu, Leo berperan sebagai David, teman lama Amanda. Dalam menjalankan tugas sebagai relawan, Amanda kemudian bertemu David. Dalam ceritanya, David datang ke posko pengungsian untuk memberikan bantuan kepada korban erupsi Gunung Semeru.

Sementara itu, dalam postingan yang beredar di media sosial, diterangkan bahwa warga Lumajang memprotes syuting sinetron tersebut. Syuting sinetron itu dinilai sebagai aktivitas yang kurang empati terhadap korban erupsi Gunung Semeru.

"Lumajang masih dalam suasana berkabung. Mayat saudara-saudara kita yang terkubur material Semeru masih dalam harapan bisa ditemukan. Tim Anda datang ke pengungsian hanya untuk syuting film. Ditambah lagi aktor dan aktrisnya beradegan pelukan di depan anak-anak. Sungguh sangat menyakiti hati kami," berikut tulisan dalam salah satu gambar yang beredar di media sosial.

Bupati Lumajang Pastikan Sinetron di Semeru Tak Berizin



Bupati Lumajang, Jawa Timur, Thoriqul Haq, mengaku akan melakukan tindakan perihal perkara syuting sinetron Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM) yang digelar di lokasi pengungsian korban erupsi Semeru di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.

Sebelumnya, kata Thoriq, pihaknya akan membahas hal tersebut secara internal terlebih dahulu. Ia juga akan mencari pihak di Pemkab Lumajang yang berkomunikasi dengan rumah produksi PTA Verona Indah Pictures selaku penggarap sinetron tersebut.

"Saya selesaikan dulu di internal, siapa yang berkomunikasi dengan PH, segera akan ada tindakan," kata Thoriq, kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Kamis (23/12).

Ia mengklaim kegiatan syuting tersebut belum berizin. Prosesnya pengajuan izin memang sudah dilakukan oleh rumah produksi, namun masih ada tahapan yang harus dipenuhi yakni meminta persetujuan kepada pihak berwenang yang terkait.

"Kegiatan itu tidak ada izin, masih proses pengajuan dari pihak PH untuk supaya dinas terkait kordinasi dengan pihak yang berkeputusan," ucapnya.

Sebelumnya, Komandan Pusat Pengendali Operasi Satgas Semeru Mayor Inf Muhammad Tohir mengatakan pihaknya sama sekali tak memberikan izin kepada production house sinetron Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM), untuk melaksanakan syuting di lokasi pengungsian korban erupsi Semeru.

Tohir mengatakan meski pihak PH telah mengantongi izin dari Bupati Lumajang Thoriqul Haq, namun dalam hal ini, tim produksi sinetron juga harus berkoordinasi dengan dirinya. Sabab ia adalah aparatur yang diberi tanggungjawab untuk melakukan penanganan di wilayah terdampak erupsi.

"Saya menerima info itu ACC persetujuan pak bupati. Dalam disposisinya disetujui tapi harus berkoordinasi atau melapor ke Dansatgas," kata Tohir, Rabu (22/12).

Ia melanjutkan, proses syuting sinetron itu juga sangat disayangkan olehnya, sebab dilakukan di lokasi bencana yang masih berstatus tanggap darurat.

"Karena ini masa tanggap darurat. Nah yang bersangkutan belum melapor ke Dansatgas," ujarnya.

Di sisi lain, Line Producer PT Verona Indah Pictures, Dwi Sunarso Lobo yang memproduksi sinetron tersebut mengatakan, pihaknya sudah mengantongi izin dari pemda setempat.

"Izin pasti dari pemda kan, relawan dan sekitarnya" kata Lobo kepada CNNIndonesia.com, Rabu (22/12).

Ia pun menegaskan bahwa izin itu telah dikantonginya. Sebab, jika tidak, maka mana mungkin pihaknya bisa melakukan produksi di sana.

"Sekarang kalau kami nggak melakukan koordinasi logikanya mana bisa melakukan syuting atau kerja di sana," ucap dia. (detik dan cnnindonesia)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel