Demokrat: Sulit bagi Kami Berkoalisi dengan Partai Kasus Bansos



Darirakyat.com - PDI Perjuangan tidak ingin berkoalisi dengan Partai Demokrat. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, secara ideologi dan basis massa PDIP dan Demokrat berbeda.

Menanggapi itu, politikus Demokrat Rachland Nashidik setuju dengan Hasto. Demorkat sulit untuk berkoalisi dengan PDIP.

"Saya tidak tahu apa keputusan DPP PD. Tapi pendapat saya mirip dengan Hasto," katanya dikutip Rabu (2/6).

Rachland mengatakan, Demorkat sulit berkoalisi dengan PDIP karena kasus korupsi. Ia mengungkit kasus korupsi Bansos oleh kader PDIP dan kasus Harun Masiku.

"Bukan tak mungkin, tapi menurut saya, sulit bagi Demokrat berkoalisi dengan Partai kasus Bansos Masiku," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief mengatakan, Demokrat, justru bunuh diri jika berkoalisi dengan PDIP. Sebab, arus ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah menjadi kerugian.

"Di tengah ketidakpuasan atas pemerintah yang sudah meluas tentu kerugian besar jika Demokrat ikut dalam koalisi PDIP. Sama juga dengan bunuh diri politik. Kami memilih cara dengan cermat dan menghitung banyak aspek," katanya.

Demokrat yakin bisa menang Pemilu melawan koalisi yang dibentuk PDIP di 2024.

"Kami yakin, jika 2024 pilpres berjalan dengan adil, BIN, Kepolisian, birokrasi, serta TNI dan penyelenggara bersikap netral, saatnya koalisi Partai demokrat dan partai lain di luar PDIP memenangkan Pilpres. Walaupun PDIP menggunakan 'nafas buatan' Pak Prabowo," ucapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengakui sulit untuk koalisi dengan PKS dan Demokrat. Pertama, kesulitan koalisi dengan PKS sebab perbedaan ideologi.

"PDIP berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda. Sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal," kata Hasto dalam diskusi daring, Jumat (28/5).

Sementara, PDIP dan Demokrat memiliki basis dan DNA partai yang berbeda. Hasto bilang demikian karena tidak ingin dijodohkan dengan Demokrat lantaran karakter kedua partai yang berbeda.

"Dengan Demokrat berbeda, basisnya berbeda. (Demokrat) partai elektoral, kami adalah partai ideologi tapi juga bertumpu pada kekuatan massa. Sehingga kami tegaskan dari DNA-nya kami berbeda dengan Partai Demokrat. Ini tegas-tegas saja, supaya tidak ada juru nikah yang ingin mempertemukan tersebut. Karena beda karakternya, naturenya," ujar Hasto. (merdeka.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel