Viral Meme Program Rusunawa Ahok yang Lebih Realistis, Netizen Sindir Lahan DP 0 Rupiah 70 Ha






Darirakyat.com - Skandal kasus pengadaan lahan untuk program DP 0 Rupiah Anies Baswedan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Selain karena program sudah tak sesuai rencana awal, KPK juga tengah memproses kasus dugaan korupsinya.

Sejumlah netizen di media sosial pun mengungkit program pengadaan rumah murah gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama yang lebih realistis.

Program rusunawa Gubernur Ahok tersebut dianggap lebih realistis, karena cuma dicicil sebesar Rp450 ribu per bulan. Program tersebut sebagian telah berjalan dan telah dihuni sejumlah warga kurang mampu.

Terkait program DP 0 rupiah Anies Baswedan, itu menjadi sorotan publik lantaran batas syarat gaji untuk penerima program berubah dari sebelumnya Rp7 juta per bulan menjadi Rp14 juta.

Pengadaan lahan untuk program itu pun kemudian bersoal. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengungkapkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mencairkan uang pembelian lahan untuk program Rumah DP 0 Rupiah di Munjul, Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Pencairan anggaran yang mencapai Rp800 miliar tersebut diketahui berdasar pada Keputusan Gubernur Nomor 1684 Tahun 2019 tentang Pencairan Penyertaan Modal Daerah Pada Perusahaan Daerah Pembangunan Sarana Jaya Tahun Anggaran 2019.

“Uang Rp800 miliar itu kemudian digunakan untuk membeli lahan yang akan digunakan dalam Program Rumah DP 0 Rupiah,” kata Pras melalui keterangan tertulis, Sabtu 20 Maret 2021 lalu dikutip dari bisniscom.

Dalam Kepgub itu diatur Direksi Sarana Jaya setelah menerima PMD tersebut mesti melaporkan hasil pelaksanaan kepada Gubernur.

“Gubernur yang bertanda tangan dalam Kepgub itu Anies Baswedan,” kata dia. Disebutkan, ada 70 hektare lahan lebih yang dibebaskan dengan menggunakan anggaran Rp 800 miliar tersebut.

Menjadi persoalan saat DPRD mempertanyakan lokasi lahan tersebut. Namun pihak BUMD Sarana Jaya tidak bisa menjelaskan.

“DPRD DKI Jakarta meminta Badan Usaha Milik Daerah Sarana Jaya buka-bukaan tentang ketersediaan lahan untuk Rumah DP 0 Rupiah. Sebab, dari 70 hektar lahan yang sudah dibeli tidak semuanya dikuasai,” tuturnya.

Program Rusunawa dan Rusunami Ahok


Di media sosial, ramai dibagikan program Rusunawa Ahok yang dianggap lebih realistis.

Dalam postingan yang banyak beredar, terlihat Rusunawa Ala Ahok dengan tipe 36, direalisasikan dengan DP nol rupiah, dan cuma dikenakan biaya perawatan bulanan Rp 450 ribu.

Disebutkan, juga, status bangunan Rusunawa ala Ahok adalah HGB (Hak Guna Bangunan) milik Pemprov DKI Jakarta, yang diperuntukkan kepada warga dengan gaji di bawah Rp 3 juta.

Terkait dengan poster tersebut, pada 2015 silam Gubernur Ahok memang gencar memangun Rusunawa. Salah satunya dimanfaatkan untuk warga miskin yang sebelumnya tinggal bantaran sungai dan terkena dampak penggusuran.

Saat menjadi Gubernur, Ahok memasang target membangun 50.000 unit hunian rumah susun (rusun) di seluruh wilayah ibukota hingga 2017.

Baik rumah susun sederhana sewa (rusunawa), maupun rumah susun sederhana milik (rusunami), kita targetkan tahun 2017 nanti sudah ada 50.000 unit di Jakarta,” kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta, seperti dikutip Antara, 16 September 2015.

Kemudian, saat kembali menjadi calon gubernur berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat, Ahok fokus pada warga dengan gaji di bawah Rp 3 juta untuk dibangunkan rusun.





Saat itu, Ahok mengungkapkan masyarakat yang menghuni rusun tersebut hanya dibebankan biaya Rp 5 ribu hingga Rp15 ribu per hari.

Dia juga menyebutkan, selain itu, dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah yang berkisar Rp 3 juta ke bawah, penghuni rusun akan diberikan fasilitas penunjang dari mulai transportasi Trans Jakarta gratis hingga layanan kesehatan.

“Kami mau buat satu model yang kami subsidi habis, (subsidi diberikan) 80% lebih. Di situ anaknya (anak penghuni rusun) dapat KJP (Kartu Jakarta Pintar), naik bus gratis, ada dokter macam-macam,” tutur Ahok. (makassar.terkini.id)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel