Terbongkar! Pengamat Salim Said Sebut SBY Pernah Tolak Nepotisme, Tapi Angkat Anak Jadi Ketua Partai
Sunday, 14 March 2021
Edit
Darirakyat.com - Pengamat politik, Salim Said mengungkapkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dulunya sebelum menjabat presiden pernah menyerang kader Partai Demokrat yang melakukan nepotisme.
Namun, kata Salim Said, setelah itu SBY malah mengangkat anaknya sendiri yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum partai berlambang Mercy itu.
Hal tersebut diungkapkan Salim Said lewat video yang tayang di kanal Youtube Karni Ilyas Club, seperti dilihat pada Minggu 14 Maret 2021.
Dalam tayangan video itu, awalnya Salim Said mengulas soal kisruh Partai Demokrat dengan munculnya Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang yang menjadikan Moeldoko sebagai ketua umum.
Berdasarkan penelusurannya, Salim pun mengungkapkan para inisiator KLB tersebut melawan AHY lantaran sakit hati dan kecewa terhadap SBY memaksakan putranya itu menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
“Setelah saya selidiki, sebagai ilmuwan politik, saya tanya kepada orang-orang itu, dan jawaban mereka itu, yang melakukan kudeta pertama itu pak SBY terhadap orang Demokrat dan menjadikan anaknya menjadi ketua partai,” ujar Salim Said.
Guru besar ilmu politik ini juga menilai gerakan KLB yang melawan SBY dan AHY tersebut merupakan puncak kekesalan dan kekecewaan sejumlah senior di Partai Demokrat.
“Mereka kesal kenapa kok AHY yang dipaksakan menjadi ketua partai. Dulu (sebelum jadi presiden) SBY dalam briefing menyerang mereka yang nepotisme, tapi kok malah sekarang angkat anaknya jadi ketua partai,” tutur Salim Said.
Menurut Salim, manuver SBY yang ternyata juga melakukan nepotisme itu telah membawa korban yakni mereka orang lama dan sejumlah senior di Partai Demokrat.
Mengutip Hops.id, Salim Said dalam tayangan video tersebut juga membeberkan adanya pihak yang mengaitkan momentum KLB dengan upaya untuk menarik simpati publik kepada Partai Demokrat.
Hal itu, menurut Salim, juga pernah terjadi saat nama SBY meroket populer dan kemudian mendapat simpati publik setelah dicerca oleh politikus PDIP Taufik Kiemas yang merupakan suami Presiden Megawati Soekarnoputri kala itu.
Peristiwa seperti itu dinilai Salim Said juga terjadi saat ini di tengah perseteruan Partai Demokrat antara kubu SBY dan AHY melawan Moeldoko.
“Sekarang ini muncul lagi, bahwa permainan ini adalah usaha untuk menarik simpati. Dalam artian tuh Moeldoko orang dekat sekitar Presiden menganiaya Partai Demokrat. Ada dugaan seperti itu. Jadi kita ini dizalimi itu dipakai (lagi),” ujarnya. (makassar.terkini.id)
Namun, kata Salim Said, setelah itu SBY malah mengangkat anaknya sendiri yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum partai berlambang Mercy itu.
Hal tersebut diungkapkan Salim Said lewat video yang tayang di kanal Youtube Karni Ilyas Club, seperti dilihat pada Minggu 14 Maret 2021.
Dalam tayangan video itu, awalnya Salim Said mengulas soal kisruh Partai Demokrat dengan munculnya Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang yang menjadikan Moeldoko sebagai ketua umum.
Berdasarkan penelusurannya, Salim pun mengungkapkan para inisiator KLB tersebut melawan AHY lantaran sakit hati dan kecewa terhadap SBY memaksakan putranya itu menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
“Setelah saya selidiki, sebagai ilmuwan politik, saya tanya kepada orang-orang itu, dan jawaban mereka itu, yang melakukan kudeta pertama itu pak SBY terhadap orang Demokrat dan menjadikan anaknya menjadi ketua partai,” ujar Salim Said.
Guru besar ilmu politik ini juga menilai gerakan KLB yang melawan SBY dan AHY tersebut merupakan puncak kekesalan dan kekecewaan sejumlah senior di Partai Demokrat.
“Mereka kesal kenapa kok AHY yang dipaksakan menjadi ketua partai. Dulu (sebelum jadi presiden) SBY dalam briefing menyerang mereka yang nepotisme, tapi kok malah sekarang angkat anaknya jadi ketua partai,” tutur Salim Said.
Menurut Salim, manuver SBY yang ternyata juga melakukan nepotisme itu telah membawa korban yakni mereka orang lama dan sejumlah senior di Partai Demokrat.
Mengutip Hops.id, Salim Said dalam tayangan video tersebut juga membeberkan adanya pihak yang mengaitkan momentum KLB dengan upaya untuk menarik simpati publik kepada Partai Demokrat.
Hal itu, menurut Salim, juga pernah terjadi saat nama SBY meroket populer dan kemudian mendapat simpati publik setelah dicerca oleh politikus PDIP Taufik Kiemas yang merupakan suami Presiden Megawati Soekarnoputri kala itu.
Peristiwa seperti itu dinilai Salim Said juga terjadi saat ini di tengah perseteruan Partai Demokrat antara kubu SBY dan AHY melawan Moeldoko.
“Sekarang ini muncul lagi, bahwa permainan ini adalah usaha untuk menarik simpati. Dalam artian tuh Moeldoko orang dekat sekitar Presiden menganiaya Partai Demokrat. Ada dugaan seperti itu. Jadi kita ini dizalimi itu dipakai (lagi),” ujarnya. (makassar.terkini.id)