Ingat Kasus Siswi Kristen Diwajibkan Berjilbab di Padang? Diduga Dia Kini Jadi Bahan Perundungan



Darirakyat.com
- Beberapa waktu lalu, kasus siswi Kristen yang disebut dipaksa berjilbab di Padang menuai perdebatan dalam masyarakat. Ketika itu bahkan dikeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri sebagai tindak lanjut pemerintah atas kasus tersebut.

Lama tidak terdengar, kini muncul kabar baru bahwa siswi tersebut menjadi bahan perundungan (bully) di sekolahnya.

Informasi ini disampaikan oleh Giorgio Jojo, barisan pendiri masyarakat MADANI di twitternya, @giorgiobanget pada Minggu, 14 Februari 2021.

Giorgio sendiri mengaku mendapat informasi dari seorang pendeta yang kontak WhatsApp-nya ia beri nama Pdt. Victor Rembeth.


“Kawan-kawan twitland, saya baru dapat Whatsapp dari kawan pendeta soal kasus Jenni yg tempo hari kasusnya ramai soal pemaksaan pakai Jilbab. Ternyata sekarang kondisinya begini. Pak pendeta ini mentor saya, dan aktif di gerakan interfaith,” tulisnya.

Tangkapan layar yang diunggah @giorgiobanget

Seperti dapat dilihat dalam tangkapan layar yang diunggah oleh Giorgio, pendeta Victor Rembeth mengatakan bahwa Jenni rawan mendapat perundungan.

Jenni bahkan disebut ditinggalkan oleh para pendeta dengan alasan mencari selamat.

Merespons informasi tersebut, Giorgio mengajak masyarakat dan juga lembaga-lembaga masyarakat untuk memberikan dukungan kepada Jenni.

Dukungan tersebut berupa surat yang berisi dukungan moriil agar Jenni tidak merasa sendiri.

“Saya cuma bisa kasih dukungan bareng dengan kawan-kawan lain. Kalau ada yang bersedia namanya dicantumkan ikut mendukung surat dukungan ke Jenni, silahkan reply dengan nama lengkap. Nanti akan saya sampaikan ke Pak Pendeta. Draft suratnya begini,” tulis Giorgio.

Cuitan Giorgio juga dibagikan oleh Ade Armando yang menyebut aksi bully tersebut sebagai aksi pengecut.

Ade juga mengajak berbagai eleman masyarakat dan juga pemerintah untuk secara bersama menghentikan perundungan yang dialami Jenni.

“Ingat kasus siswi Kristen yang dipaksa berjilbab di Padang? Sekarang dia dikabarkan jadi sasaran bully di sekolahnya. Pemerintah, pemuka masyarakat, warga Sumatra Barat harus bersama hentikan aksi pengecut kolektif ini,” tulis @adearmando1 pada Minggu, 14 Maret 2021. (makassar.terkini.id) 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel