Sepasang Calon Pengantin NTT Naik Sriwijaya Air Pakai Identitas Orang Lain, yang Punya KTP Masih Hidup. Polri Akan Lakukan Ini


Darirakyat.com - Polri melakukan pendalaman terkait kabar sejoli asal Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menumpangi pesawat Sriwijaya Air 182 menggunakan KTP milik orang lain. Polri bersama TNI dan tim gabungan juga masih melakukan pendataan.

"Sampai saat ini hal tersebut masih kita dalami dan tim investigasi gabungan dari TNI, Basarnas, dan elemen terkait lainnya masih terus melakukan pendataan terhadap para korban," kata Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan saat konferensi pers secara virtual, Senin (11/1/2021).

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan

Ramadhan menuturkan Polri akan berkoordinasi dengan Polda NTT. Selain itu, kata Ramadhan, Polri akan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) terkait kebenaran kabar terkait sejoli asal Ende itu.

"Jadi kita dalami, kita akan melakukan koordinasi dengan Polda NTT juga. Nanti akan menanyakan kepada Disdukcapil apakah benar ada informasi atau laporan tentang penumpang pesawat Sriwijaya menggunakan KTP yang bukan miliknya," tuturnya.

Lebih lanjut Ramadhan menyampaikan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri sedang mengumpulkan data antemortem korban yang didapat dari pihak keluarga. Ramadhan menyebut data antemortem yang sudah diterima tim DVI akan dicocokkan dengan data postmortem yang didapat setelah mengevakuasi korban.

"Setiap data saat ini, tim DVI sedang bekerja dan terus mengumpulkan data-data antemortem. Data terkait dengan KTP atau identitas terkait dengan penumpang dari pesawat Sriwijaya tersebut apakah ada kecocokan antara data tersebut dengan status korban yang dinyatakan teridentifikasi," imbuhnya.

Pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB. Pesawat tersebut hilang kontak setelah 4 menit lepas landas.

Di dalam pesawat tersebut terdaftar 50 penumpang dan 12 kru pesawat. Saat ini puluhan instansi tengah bekerja keras mencari korban ataupun puing-puing pesawat.

Dari jumlah penumpang tersebut, dua orang warga asal Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), disebut turut menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Keduanya disebut terbang dengan menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) milik orang lain.

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu, mengaku sudah mendengar kabar soal dua warga Ende itu. Pasangan kekasih tersebut hendak ke Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), untuk bekerja. Berdasarkan data yang dihimpun, sejoli itu bernama Teofilus Lau Ura dan Selfi, yang dalam penerbangan tersebut menggunakan KTP milik Feliks Wenggo dan Sarah Beatrice Alomau.

"Selama ini mereka kan di Jakarta. Mereka orang Ende tapi tinggal di Jakarta. Karena tak ada kerja lagi, maka mereka ingin ke Pontianak. Jadi mereka mungkin mereka belum mengurus KTP-nya. Mereka itu orang Ende," kata Marius Ardu Jelamu saat dihubungi, Senin (11/1). 

Berniat mencari kerja ke Pontianak, Kalimantan Barat, sepasang calon pengantin asal Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) naik pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Sabtu 9 Januari 2021 siang itu.

Mereka adalah Teofilus Lau Ura, pria kelahiran 5 Maret 1998 dan calon istrinya yang dipanggil Shelfi. 

Namun, nama mereka tak tercatat dalam manifes pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu tersebut. Justru, nama temannya lah yang berada di daftar korban. Feliks Wenggo namanya.

Perwakilan keluarga Teofilus, Benediktus Beke mengungkapkan hal tersebut. Dia mengatakan, Teofilus naik pesawat menggunakan KTP milik keponakannya. Sedangkan Shelfi menggunakan KTP temannya bernama Sarah Beatrice Alomau.

Dia menuturkan, keponakannya, Teofilus menggunakan KTP Feliks untuk membeli tiket pesawat Sriwijaya Air tujuan Jakarta-Pontianak.

"Mereka dua itu kan calon suami istri sama-sama orang Ende. satu dari Detusoko dan yang satu dari Desa Pora. Kemudian mereka berangkat ke Pontianak itu dengan mempergunakan identitas yang bukan identitasnya sendiri atau identitas orang lain," kata Beke.

"Waktu itu Olus (nama panggilan dari Teofilus Lau Ura), pinjam KTP bawa fotokopi saja untuk pergi swab dan untuk pembelian tiket di penerbangan," lanjut dia soal penumpang Sriwijaya Air tersebut.

Suasana saat tim SAR gabungan mencari serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/20221). Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak dalam penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak. (merdeka.com/Arie Basuki)

Beke mengatakan, Olus dan Shelfi meninggalkan Jakarta untuk mencari kerja di Pontianak. Saat pembatasan sosial berskala besar diberlakukan di Jakarta, Olus menganggur. Padahal, sebentar lagi keduanya akan menikah.

Oleh karena itu, mereka berencana mencari kerja di Pontianak.

"Dia sudah menganggur dan sebentar lagi keduanya mau menikah tetapi tidak mempunyai uang sehingga walaupun gunakan identitas KTP orang lain, keduanya nekat berangkat ke Pontianak untuk mencari kerja di sana," ungkap Beke.

Menurut Beke, Feliks Wenggo sendiri saat ini berada di Jakarta. Keluarga Feliks sudah meminta yang bersangkutan melapor ke polisi terkait KTP-nya yang dipinjam untuk membeli tiket tanpa sepengetahuan yang bersangkutan.

Dia juga mengungkapkan keheranannya, pihak maskapai bisa melayani pembelian tiket mempergunakan KTP fotokopi. (detik dan liputan6)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel