Nyuruh Mahfud Jemput HRS, Fadli Diskakmat Pengamat Begini! Jleb Banget!



Darirakyat.com - Jika tak ada aral melintang, Imam Besar Front Pembela Islam HRS dan keluarga tiba pukul 09.00 WIB. Kepulangan ini bisa menyudahi spekulasi isu yang berkembang selama ini. Para pendukung pun bersiap menyambut kedatangan HRS.

Rencana kepulangan Habib yang memprakarsai gerakan aksi 411 dan 212 ini juga mendapatkan sorotan beragam di masyarakat. Salah satunya Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon.

Fadli bahkan sampai meminta Menko Polhukam Mahfud MD ikut menjemput HRS dan keluarganya. Karena Fadli menyebut Mahfud pernah mengupayakan kepulangan HRS sebelum menjadi menteri.

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab menilai hak setiap orang untuk menyampaikan narasi dukungan atas kepulangan Habib Rizieq. Tapi, narasi itu seharusnya disampaikan tanpa berlebihan dan sesuai porsinya.

"Karena HRS itu juga warga negara pada umumnya yang mudik ke kampung halaman, maka perlakukan beliau seperti orang pada umumnya saja, enggak usah rame-rame jemput di Bandara, apalagi sampai minta negara hadir jemput. Saya yakin HRS juga enggak mau, beliau juga kan udah bilang jangan ada yang jadi pahlawan kesiangan," ujar Fadhli saat dihubungi, Minggu (8/11/2020).

Merujuk hal itu, menurut Faddli, rencana kepulangan HRS harus ditempatkan sesuai porsinya dan proporsionalitas. Fadhli berharap elite politik dapat memberikan keseimbangan terhadap isu kepulangan HRS. Karena selain ada yang mendukung kepulangan itu, ada juga yang kontra terhadap kepulangan tersebut.

Di sisi lain, analis politik asal UIN Jakarta ini juga mengingatkan, kepulangan HRS ini juga diharapkan dapat menjadi iklim yang sejuk terhadap stabilitas keamanan dalam negeri. Terlebih, saat ini seluruh masyarakat Indonesia juga masih dalam 'ancaman' pandemi Covid-19.

"Jadi dimulai dari narasi elite. Enggak perlu membesar-besarkan (kepulangan HRS) sih saya kira. Berilah porsi secukupnya. Kepada elite, jangan banyak nonton drakor (drama korea), kurang-kurangi nonton drakor supaya enggak terlalu mendramatisir keadaan," pungkas dia. (wartaekonomi.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel