Dampak Physical Distancing 24.485 Perempuan Mojokerto Hamil
Monday 1 June 2020
Edit
Darirakyat.com – Tak hanya menekan sebaran virus, selama masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) ini jumlah kehamilan juga menjadi atensi. Di Kabupaten Mojokerto, angka kehamilan masih cukup tinggi. Tercatat, selama periode Januari-April jumlahnya mencapai 24.485 ibu hamil (bumil).
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, Dan Pengendalian Penduduk (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto, angka rata-rata bumil per bulan di wilayah kabupaten relatif cukup stabil. Namun, yang patut menjadi catatan, pada bulan Maret lalu atau pada masa awal pandemi Covid-19, angka bumil baru mengalami peningkatan menjadi 6.153 kehamilan.
Dari jumlah tersebut, jumlah kehamilan mencapai persentase tertinggi yakni 2,55 persen dari total 241.718 pasangan usia subur (PUS) sejak empat bulan terakhir. ”Ada peningkatan 2 persen dari bulan sebelumnya (Februari),” terang Joedha Hadi, Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto, kemarin (15/3).
Dia menyebutkan, persentase jumlah kehamilan pada bulan lalu masih berkisar 2,53 persen dari total 241.253 PUS. Tercatat, jumlah kehamilan pada Februari yang terdata dari 18 kecamatan sejumlah 6.109 bumil. Joedha menyebutkan, peningkatan angka kehamilan selama masa pendemi disebabkan dari beragam faktor. Salah satu yang menjadi pemicunya adalah penerapan untuk stay at home atau tetap berada di rumah dan work from home (WFH) alias bekerja dari rumah.
Dengan demikian, terang Joedha, hal itu memicu meningkatnya intensitas hubungan pasangan suami istri selama di rumah. ”Kalau hubungan suami istri menjadi lebih sering dilakukan, otomatis jumlah kehamilan juga tinggi,” bebernya. Oleh karena itu, DP2KBP2 terus berupaya untuk menggenjot angka partisipasi KB dalam rangka mengendalikan jumlah kehamilan.
Tercatat, pencapaian peserta KB aktif secara kumulatif hingga hingga April ini mencapai 195.655 peserta dengan 62.180 orang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Meliputi metode operatif wanita 13.728 peserta, intrauterine device (IUD) 25.308 peserta, implan 22.677 peserta, dan metode operasi pria (MOP) sejumlah 413 peserta.
Sehingga, pada April jumlah kehamilan dapat ditekan menjadi 6.090 kehamilan atau 2,52 persen dari total 241.870 PUS. ”Makanya KB sangat penting tetap berjalan selama pandemi ini,” tutur Joedha. Di sisi lain, pihaknya mengimbau masyarakat untuk menunda kehamilan di tengah darurat Covid-19 ini. Pasalnya, kehamilan di tengah pandemi virus korona menjadi cukup berisiko dibanding sebelum adanya wabah.
Disebutkannya, jika bumil terkonfirmasi positif Covid-19, maka bisa berdampak pada kondisi janin. Tidak hanya berisiko saat proses persalinan, tetapi juga bisa mengancam nyawa bayi di dalam kandungan. ”Ada kemungkinan bayi lahir prematur atau kematian bayi dalam kandungan. Ini berdasarkan keterangan yang saya dapat dari ahli kandungan,” tandasnya. Untuk itu, dia berharap masyarakat diminta untuk lebih sadar dalam berpartisipasi dalam kepesertaan KB.
Dengan tujuan agar tidak terjadi lonjakan kehamilan saat masa pendemi Covid-19 ini. Oleh karena itu, sarana kontrasepsi di masing-masing fasilitas kesehatan masih terus diaktifkan hingga saat ini. Namun, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus korona. (jawapos.com)