Kisah Ibu Rumah Tangga Hamil Terinfeksi Corona, Tak Punya Riwayat Bepergian. Hanya Bertemu dengan Tukang Sayur Keliling
Sunday, 12 April 2020
Edit
Darirakyat.com - Hanya ibu rumah tangga biasa yang sedang hamil, tak pernah keluar rumah jauh, apalagi sampai ke luar negeri, mengapa wanita ini bisa ketularan virus corona alias Covid-19 ?
Sang suami dan anak-anaknya yang lebih sering bepergian malah tak terbukti alias negatif virus corona ketika cek lewat rapid test.
Lantas bagaimana dia bisa kena corona?
Belakangan terungkap, detik-detik saat ibu ini diduga ketularan virus corona saat terima uang kembalian dari tukang sayur keliling.
Itu sebabnya, tetaplah rajin cuci tangan, termasuk sesudah terima uang kembalian.
Ibu-ibu kerap memanfaatkan penjual sayur keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Meski begitu, kita perlu hati-hati karena kita dapat tertular dari siapa saja, termasuk dari pedagang sayur keliling.
Berikut cerita lengkapnya.
Seorang ibu hamil bernama Nunki Herwanti terinfeksi corona ( Covid-19).
Padahal, Nunki merupakan ibu rumah tangga dan tak memiliki riwayat perjalanan ke luar kota maupun luar negeri.
Awalnya ia menduga terinfeksi dari suaminya yang bekerja sebagai dokter.
Namun saat seluruh anggota keluarga Nunki dites, termasuk suaminya dinyatakan negatif virus corona.
Saat dihubungi Gubernur Ganjar melalui panggilan video, dia menyatakan tak tahu dari mana tertular virus tersebut.
Percakapan itu diunggah oleh Ganjar di akun YouTube-nya.
Video berjudul 'Cerita Ibu Hamil Tertular dari Uang Kembalian' tersebut hingga Sabtu (11/4/2020) telah ditonton oleh 23.458 kali.
"Enggak ada riwayat perjalanan ke luar kota, enggak mengikuti acara, kegiatan saya hanya antar jemput anak dan itu tidak ada kontak dengan siapapun.
Paling cuma ketemu sama tukang sayur keliling," kata dia.
Pernyataan Nunki itu tampaknya juga membuat Ganjar heran.
Ganjar pun kembali mengulangi pertanyaannya.
"Tidak ke luar kota, tidak ada pertemuan berskala besar yang memang empet-empetan (berdesak-desakan) enggak? ke luar negeri juga enggak?" tanya Ganjar.
Nunki pun mengatakan bahwa dirinya belum banyak kenal dengan orangtua murid yang lain lantaran anaknya baru pindah sekolah.
Ia juga memastikan tak ada kontak dengan orang lain saat mengantar jemput anaknya.
Hanya merasa batuk dan pilek Kepada Ganjar, Nunki menjelaskan, awal mulanya ia merasakan batuk dan pilek.
"Pada 16 Maret 2020, pagi-pagi bangun tidur awalnya pilek dan batuk," kata dia.
Kemudian pada hari kelima, dia merasakan demam.
Saat diperiksa di RSUP Kariadi rupanya dia positif terinfeksi corona.
Sedangkan suami dan dua anaknya negatif.
"Hasil keluar saya positif, tapi kondisi saya sudah membaik, tak ada demam, sesak, tinggal batuk sedikit," ungkap dia.
Sehingga ia membatasi kontak, bahkan dengan suami dan dua anaknya.
Kini Nunki menjalani isolasi dan merasa kondisinya membaik.
Ia pun berpesan agar masyarakat berhati-hati lantaran penularan virus corona bisa terjadi di mana saja.
Termasuk dari benda-benda yang ada di sekitar, seperti uang.
Kewaspadaan juga harus dilakukan terhadap orang tanpa gejala.
"Kita harus waspada sebab ada orang tanpa gejala tapi dia positif," kata dia.
Gubernur Ganjar pun mengapresiasi semangat Nunki melawan corona
Kisah Baby Sitter PDP Corona, Sebelum Meninggal Sempat Muntah Darah, Kini Impian Pernikahan Pupus
Sementara itu, seorang baby sitter asal Madiun, Jawa Timur berinisial L (23) meninggal dunia di RSUD dr Soedono, Kamis (9/4/2020).
L meninggal dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) lantaran sakit dan mudik dari Jakarta, wilayah zona merah Covid-19.
Sebelum meninggal dunia, L yang bekerja sebagai baby sitter ini sempat mengalami muntah darah.
Kondisi L yang begitu memperihatinkan membuat banyak pihak menduganya terjangkit virus corona.
Sayangnya tak langsung mendapat penanganan medis, L justru dibawa ke orang pintar dan dikira terkena santet atau guna-guna.
Berbagai usaha telah dilakukan, namun sayang nyawa L tidak dapat tertolong.
Impiannya untuk menikah dalam waktu dekat kini pun harus pupus tak terwujud.
Sebelum meninggal dunia, L sebenarnya berencana menikah dengan kekasihnya.
L yang diketahui telah delapan tahun merantau menjadi seorang pengasuh di Jakarta sudah memiliki rencana pulang dan menikah dalam waktu dekat.
Hal tersebut dibenarkan oleh Camat Kare Tarnu Ashidiq.
"Sebenarnya almarhumah setelah mudik tahun ini akan menikah dengan kekasihnya.
Namun Allah berkehendak lain, ia meninggal setelah dua hari dirawat di RSUD dr Soedono Madiun," kata dia.
Sakit sepekan di Jakarta, diagnosis demam berdarah
Tarnu menjelaskan, L sebenarnya sudah sakit selama sepekan di Jakarta.
Ia pun sempat dibawa berobat oleh majikannya.
L menjalani rawat inap dan didiagnosis demam berdarah.
Setelah diopname, L diantar pulang oleh majikannya menggunakan mobil pribadi ke Madiun, kampung halamannya, Sabtu (4/4/2020).
Kondisi L ketika di rumah semakin memburuk.
Ia merasakan lemas, tak mau makan hingga kesulitan berkomunikasi.
Dalam kondisi seperti itu, L sempat dikira kena santet
Setibanya di rumah ternyata L tidak langsung dibawa ke fasilitas kesehatan oleh keluarganya.
Orangtuanya malah membawa L ke Gresik untuk mendapat pengobatan alternatif dari 'orang pintar'.
Sempat muntah darah, L dikira kena santet.
"Saya mendapatkan informasi hasil pengobatan di Gresik.
Disebutkan korban bukan sakit virus corona, tetapi karena dibuat orang karena yang bersangkutan muntah darah," ujar dia.
Sehari setelah dibawa ke orang pintar, kondisi L tak kunjung membaik.
Rabu (8/4/2020) L kemudian dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke RSUD dr Soedono.
L dirujuk karena memiliki riwayat bekerja di Jakarta yang merupakan zona merah Covid-19.
Ia kembali menjalani rawat inap selama dua hari.
Namun, nyawanya tak tertolong.
L dinyatakan meninggal dunia Kamis (9/4/2020) sekitar pukul 16.00 WIB.
Dimakamkan sesuai prosedur pemakaman jenazah corona
L lalu dimakamkan dengan prosedur pemakaman jenazah korban corona meski belum dipastikan apakah ia terinfeksi virus tersebut.
Tim medis sempat mengambil swab L.
Namun hasilya belum keluar.
Pasca-pemakaman, rumah keluarga korban pun disemprot dengan disinfektan.
Sedangkan keluarga dan kerabat yang berkontak langsung diminta melakukan karantina diri.
"Alhamdulillah keluarganya semuanya dalam kondisi sehat," kata Tarnu.
POPULER Ada Pasien Virus Corona Tanpa Gejala, Ini 5 Fakta Terkait Carrier Termasuk Cara Mengenalinya
Seperti kita ketahui, mereka yang terinfeksi virus corona biasanya mengalami demam tinggi, batuk, pilek dan sesak nafas.
Namun, ternyata virus corona juga bisa menular dari pasien tanpa gejala.
Sebelumnya, studi dari Journal of American Medical Association mengungkapkan fakta baru terkait penularan tersebut.
Hal itu dibuktikan dengan adanya kasus dimana seorang perempuan dari Wuhan terinfeksi virus corona tanpa menunjukkan gejala.
Perempuan itu kemudian menginfeksi lima kerabatnya.
Dalam dunia medis, orang yang tertular virus tanpa menunjukkan gejala sering disebut sebagai carrier.
Lantas, bagaimana mengetahui ciri-ciri mereka yang terkena corona tanpa gejala?
TribunStyle rangkum dari berbagai sumber, berikut 5 hal yang patut kamu ketahui terkait carrier atau pembawa virus.
1. Hilangnya kemampuan indera penciuman
Salah satu ciri mereka yang terkena corona tanpa gejala adalah hilangnya kemampuan indera penciuman.
Kondisi dimana seseorang kehilangan kemampuan indera penciuman sering disebut anosmia.
Hal itu juga diungkapkan dalam Jurnal American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery.
Dalam jurnal itu, anosmia disebut jadi salah satu cara mengidentifikasi kemungkinan infeksi covid-19.
2. Hilangnya kemampuan indera perasa
Selain indera penciuman, hilangnya kemampuan indera perasa juga bisa jadi ciri seorang carrier.
Profesor Tim Spector dari King's College membenarkan hal tersebut.
Kehilangan kemampuan indera perasa atau dysgeusia dapat membuktikan bahwa seseorang terinfeksi virus corona.
3. Rasio infeksi
Rasio infeksi tanpa gejala justru lebih banyak muncul pada anak-anak dibanding orang dewasa.
Hal itu diungkapkan oleh Hiroshi Nishiura, ahli Epidemiologi di Universitas Hokkaido.
Diketahui, anak-anak lebih sering terkena virus tersebut tanpa menunjukkan gejala.
Alhasil, mereka membawa virus dan tanpa sadar menularkannya.
4. Persentase pasien tanpa gejala
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada setidaknya 25 persen pasien corona yang tidak menunjukkan gejala.
Sementara itu, pasien tanpa gejala di China juga disebut mencapai 30 persen.
5. Kasus hidden carrier di berbagai negara
Mereka yang dinamai hidden carrier sama sekali tak mengalami gejala virus corona seperti sesak nafas, batuk, demam dan pilek.
Dilansir dari Business Insider, ada sekitar sepertiga dari pasien yang dites positif corona mengalami anosmia di Korea Selatan, China, dan Italia.
Kolaborasi #MediaLawanCovid19 kembali meluncurkan konten edukasi bersama bertajuk “Jangan Mudik” pada Minggu (29/3). (Media Lawan Covid-19)
"Di Korea Selatan, di mana pengujian telah lebih luas, 30 persen pasien yang dites positif mengalami anosmia sebagai gejala utama yang mereka hadapi dalam kasus-kasus ringan," ujar Profesor Lembaga Rhinologi Inggris, Clare Hopkins, dan presiden Asosiasi Otorhinolaryngology Inggris Profesor Nirmal Kumar dalam sebuah pernyataan.
Mereka mengatakan bahwa banyak pasien di seluruh dunia yang telah dites positif covid-19 hanya menunjukkan gejala kehilangan indera penciuman dan indera perasa.
"Ada sejumlah laporan yang berkembang pesat tentang peningkatan signifikan dalam jumlah pasien yang mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain,"
"Iran telah melaporkan peningkatan mendadak dalam kasus anosmia, dan banyak rekan dari AS, Prancis, dan Italia Utara mengalami hal yang sama." demikian penjelasan keduanya. (tribunnews.com)