Belajar dari Kasus Ravio Patra, Mahfud: Hati-Hati Jaga Ponsel dari Peretasan, ini Juga Pelajaran Bagi Aparat

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD

Darirakyat.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati menjaga telepon selulernya agar terhindar dari peretasan akun seiring dengan pembebasan aktivis Ravio Patra oleh kepolisian.

"Pertama, saya mengucapkan turut bergembira bahwa Saudara Ravio Patra sudah dibebaskan sesudah melalui proses-proses yang agak mengkhawatirkan untuk sebagian orang," kata Mahfud melalui tayangan video press conference di Jakarta, Sabtu (25/4/2020).

Mahfud meminta Ravio dan seluruh masyarakat untuk belajar dari kasus tersebut, terutama ancaman peretasan akun yang bisa menimpa siapa pun.

Menurut dia, peretasan biasanya dilakukan oleh orang jahat yang ingin menyembunyikan diri dari perbuatan jahat yang akan atau sudah dilakukannya.

"Karena biasanya orang yang brutal itu kalau ingin menyembunyikan diri, salah satunya dengan cara meretas punya orang," katanya seperti dikutip dari Antara.

Oleh karena itu, Mahfud kembali menekankan pentingnya bersikap hati-hati dalam menjaga keamanan akun pribadi, termasuk di ponsel dari ancaman peretasan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam membuat pernyataan agar jangan sampai mengeluarkan atau membikin pernyataan-pernyataan yang provokatif.

"Masyarakat supaya juga berhati-hati. Harus jujurlah, sekarang di tengah-tengah masyarakat itu banyak sekali berita yang sangat provokatif, mengajak masyarakat ini ribut," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Diduga Sebar Hasutan

Sebelumnya, aktivis Ravio Patra diamankan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Rabu (22/4) malam, lantaran diduga menyebarkan pesan berisi hasutan dan ujaran kebencian.

Akan tetapi, Ravio pada Rabu (22/4) siang telah melaporkan kepada SAFEnet bahwa ada pihak yang meretas akun aplikasi pesan instan WhatsApp miliknya.

"You've registered your number on another phone," ujar pesan yang muncul setelah Ravio mengaktifkan aplikasi WhatsApp-nya.

Kasus Ravio, Mahfud: Pelajaran bagi Aparat untuk Menahan Diri


KASUS Ravio Patra bisa menjadi pembelajaran bagi aparat kepolisian untuk tidak mudah menangkap orang tanpa bukti yang kuat.

"Tentu kepada aparat, kita tentu akan menahan diri juga. Kalau tidak ada bukti yang kuat, ya, anggap saja sebagai kritik," kata Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD melalui video press conference di Jakarta, Sabtu (25/4).


Aktivis Ravio Patra sempat ditangkap karena dugaan menyebarkan pesan berisi hasutan dan ujaran kebencian. Akan tetapi, Ravio kemudian dibebaskan.

"Pemerintah juga sadar bahwa demokrasi itu meniscayakan kritik. Kritik itu tidak dibunuh. Tetapi di antara gelombang kritik itu tidak dapat dipungkiri ada orang yang memang mau merusak, tidak pernah mau membuat penilaian yang objektif," katanya.

Mahfud mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga Indonesia dengan menjadikan kasus tersebut sebagai pelajaran termasuk bagi masyarakat untuk berhati-hati menjaga keamanan akun atau telepon selulernya.

"Kita sama-sama harus menjaga negara ini. Saya sama sekali tidak menyalahkan masyarakat sipil yang kemudian membela ramai-ramai Mas Ravio. Itu kita saling berhati-hati untuk aparat dan masyarakat sipil. Mari kerja sama untuk negara ini," katanya.

Sebelumnya, aktivis Ravio Patra diamankan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Rabu (22/4) malam, lantaran diduga menyebarkan pesan berisi hasutan dan ujaran kebencian.

Akan tetapi, Ravio pada Rabu (22/4) siang telah melaporkan kepada SAFEnet kalau ada pihak yang meretas akun aplikasi pesan instan WhatsApp miliknya. "You've registered your number on another phone," ujar pesan yang muncul setelah Ravio mengaktifkan aplikasi WA.

Akun Ravio ternyata diretas oleh pihak yang tidak diketahui identitasnya itu. Ravio mengumumkan secara terbuka melalui akun @raviopatra di Twitter bahwa WhatsApp miliknya diretas dan dikendalikan oleh orang lain.

Ia meminta agar tidak ada yang mengontak WA-nya, tidak menanggapi pesan yang datang dari nomornya dan meminta agar akunnya dikeluarkan dari berbagai WhatsApp Group. (liputan6 dan antara)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel