Murid SDN Bidaracina 05 Sering Pingsan, Kepsek Sindir Program Sarapan Gratis Pemprov DKI yang Belum Pernah Dirasakan

Image result for anies baswedan

Darirakyat.com -
Kepala SDN Bidaracina 05 Sudarto menyinggung program Pemberian​ Makanan Tambahan​ Anak Sekolah (PMTAS) Pemprov DKI Jakarta.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta meresmikan program yang diatur dalam peraturan Gubernur Nomor 9 tahun 2019 yang bertujuan menambah gizi anak.

Namun, hingga kini tak sekalipun 412 murid SDN Bidaracina 05, yang 90 persennya berasal dari keluarga tidak mampu, mencicipi paket makanan PMTAS.

Kepala SDN Bidaracina 05 Sudarto menyinggung program Pemberian​ Makanan Tambahan​ Anak Sekolah (PMTAS) Pemprov DKI Jakarta.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta meresmikan program yang diatur dalam peraturan Gubernur Nomor 9 tahun 2019 yang bertujuan menambah gizi anak.

Namun, hingga kini tak sekalipun 412 murid SDN Bidaracina 05, yang 90 persennya berasal dari keluarga tidak mampu, mencicipi paket makanan PMTAS.

Sejak beberapa bulan lalu Sudarto sudah melapor ke pengawas Sudin Pendidikan Jakarta Timur tingkat Kecamatan Jatinegara.

Laporan tersebut diharapkan agar muridnya dapat PMTAS sebagaimana murid di sejumlah PAUD, TK, SLB, dan SD lain urung berhasil.

"Seperti SD aku kan harusnya dapat. Karena secara kasat mata murid-murid kurus, kurang gizi."

"Enggak mengerti aku dasarnya milih sekolah yang dapat makanan tambahan," tuturnya.

Beberapa waktu lalu, murid SDN Bidaracina 05 yang 90 persennya juga korban banjir Kali Ciliwung sebenarnya dapat bantuan susu.

Bantuan tersebut bukan dari Pemprov DKI Jakarta.

Melainkan satu produsen susu yang kini sudah berhenti memberi bantuan.

"Setiap upacara hari Senin ada 10 murid yang pingsan, kita cuma bisa kasih teh manis sama roti."

"Menurut aku Sudin Pendidikan kurang teliti memilih sekolah yang mendapat makanan tambahan," lanjut Sudarto.

Pihak sekolah tak dapat berbuat banyak karena mayoritas guru SDN Bidaracina 05 berstatus pegawai kontrak kerja individu (KKI).

Seperti para murid, nyaris tenaga SDN Bidaracina 05 yang tinggal mengontrak di Kelurahan Bidaracina juga korban banjir Kali Ciliwung.

Bila merasa ragu banyak muridnya yang berasal dari keluarga tak mampu, Sudarto mengatakan Dinas Pendidikan DKI dapat mengecek langsung.

"Kalau menurut aku Sudin harusnya membuka diri. Kalau kepala sekolah umpamanya bohong silakan dilacak kebenarannya."

"Secara fisik kita bisa tahu anak-anak yang kurang gizi," sambung dia.

Kebenaran pernyataan Sudarto bahwa anak muridnya berasal dari keluarga tak mampu sebenarnya terlihat dari basis data Sudin Sosial Jakarta Timur.

Selama lima tahun terakhir, Jatinegara selalu masuk dalam tiga Kecamatan di Jakarta Timur dengan sebaran rumah tangga miskin terbanyak.

Per Oktober 2019, Jatinegara tercatat Kecamatan urutan dua dengan jumlah rumah tangga miskin terbanyak, yakni sebanyak 14.200 rumah tangga miskin.

Pada tahun 2019 Pemprov DKI Jakarta mengaggarkan Rp 324 miliar untuk memberi sarapan bagi sekolah yang muridnya berasal dari keluarga tidak mampu.

Guru Sampai Urunan


Harus diakui, belum semua murid SDN Bidaracina 05 menikmati program PMTAS.

"Banyak yang enggak kuat upacara dan akhirnya pingsan," tegas Sudarto.

"Pas saya tanya kenapa karena di rumahnya enggak sarapan," sambung dia.

Faktor ekonomi keluarga jadi sebab banyak murid SDN Bidaracina 05 tak dapat menikmati sarapan sebelum pergi sekolah.

Diakui pihak sekolah, demi anak-anak, guru-guru akhirnya urunan.

Mereka menggunakan uang pribadi untuk menyuguhkan teh manis dan roti sebagai pengganjal perut siswanya yang lapar.

"Setiap upacara ada 9-10 murid yang enggak kuat lalu dibawa ke UKS."

"Murid yang pingsan sekitar 2 orang setiap upacara."

"Dari pihak sekolah cuman bisa kasih teh manis sama roti," ujarnya.

PMTAS merupakan program Dinas Pendidikan DKI Jakarta diatur dalam Peraturan Gubernur Peraturan Gubernur Nomor 9 tahun 2019.

Murid PAUD, TK, SD, dan SLB di daerah kategori miskin dapat sarapan gratis dengan tujuan memenuhi gizi para murid dalam masa pertumbuhan.

"Sampaikan sekarang enggak pernah ada bantuan sarapan dari Sudin Pendidikan Jakarta Timur. Belum pernah sama sekali," Sudarto menambahkan. (wow.tribunnews.com)






Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel