Protes PKL di Car Free Day, Pedagang Tagih Janji Anies. Katanya Trotoar untuk Jualan, Kenapa Sekarang Diusir?

Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa berjualan di kawasan HBKB Sudirman-Thamrin menumpuk di Jalan Imam Bonjol, Minggu (24/11/2019).
Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa berjualan di kawasan HBKB Sudirman-Thamrin menumpuk di Jalan Imam Bonjol, Minggu (24/11/2019).

Darirakyat.com - Kebijakan penataan PKL di kawasan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di sepanjang Sudirman-Thamrin dikeluhkan oleh para pedagang.

Salah satunya Ibu Tengku (45), seorang pedagang nasi pecel yang biasa berjualan di trotoar Sudirman-Thamrin saat HBKB. Ibu Tengku menagih janji Anies Baswedan yang berencana membuat trotoar sebagai tempat berjualan. 

Dia bingung sekarang Pemprov DKI malah mengusir para pedagang yang biasa berjualan di trotoar HBKB Sudirman-Thamrin. 

"Katanya mau pakai jualan, kenapa sekarang diusir gini. Jualannya susah Pak Anies, enggak boleh pake payung, Saya sebelumnya (jualan) di depan Mandarin Hotel (Jl. Thamrin)," kata Tengku saat ditemui di tempat berjualan yang bergeser ke Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Minggu (24/11/2019).

Sambil mengomel pendapatannya turun sebesar 75 persen, Ibu Tengku meminta agar bisa bertemu dengan Anies Baswedan. Dia ingin menagih janji agar PKL bisa kembali berjualan di Trotoar HBKB Sudirman-Thamrin. 

"Saya mau ketemu Pak Anies saja deh, saya bilang nih foto pas sama Pak Anies pas lagi ngobrol, nih liat nih," kata dia. Tengku bercerita Anies pernah berbicara kepadanya akan mempersiapkan trotoar agar bisa digunakan berjualan. 

"Sakit kepala, jual pecel, bisa Rp 2 juta, sekarang Rp 500 ribu aja susah," kata dia. Hal yang sama dirasakan pedagang sosis bakar, Ria Hairiah yang biasa berjualan di pinggir Bundaran Hotel Indonesia. 

"Di wilayah HI, biasa dagang paling kecil Rp 700 ribu, sekarang paling banyak paling Rp 400 ribuan," sambil menunjukkan tusukan sosis bakarnya yang masih banyak tersisa. 

Ria berharap penataan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta tidak merugikan para pedagang lagi.

Jika memang benar-benar ingin ditata, kata dia, sebaiknya melibatkan para pedagang yang biasa berjualan di kawasan tersebut. 

"Kalau bisa mah, boleh dibagusin, tapi ditata biar enak dagangnya, bukan begini," kata dia. (kompas.com)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel