Jafar Shodik Jadi Tersangka, PA 212: Pengalihan Isu Dugaan Penistaan Agama oleh Sukmawati dan Gus Muwafiq.


Jafar Shodiq. Youtube.com


Darirakyat.com - Juru Bicara Persaudaraan Alumni atau PA 212, Novel Bamukmin, mengatakan Indonesia tengah berada pada situasi darurat penista agama. Hal ini disampaikan Novel menyusul penetapan Jafar Shodik sebagai tersangka penghinaan terhadap Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

"Negara ini sudah menjadi darurat penista agama," kata Novel kepada Tempo pada Jumat, 6 Desember 2019.

Novel mengatakan, PA 212 dan tim advokat Korlabi sepakat menilai bahwa kasus Jafar Shodiq sangat kental dengan nuansa politik. Tujuannya, kata dia, mengalihkan isu dugaan penistaan agama oleh Sukmawati dan Gus Muwafiq.

Meski begitu, dia mengatakan PA 212 belum akan memberikan pernyataan resmi terkait kasus Jafar. Dia menyebut mereka masih akan fokus pada kasus Sukmawati dan Muwafiq untuk segera bisa diproses pihak kepolisian.

"Karena kami dari korlabi yang melaporkan pertama kasus Sukmawati. Dua kali Sukmawati mengulangi kasus yang sama (cadar dan azan) namun tidak diproses. Bahkan MUI diduga menjadi biang keladi kasus Sukmawati kandas, dimediasi MUI," kata Novel.

Gus Muwafiq meminta maaf atas kalimat yang sebelumnya ia ucapkan dianggap menghina Nabi Muhammad. Melalui video berdurasi 2 menit 39 detik di IG TV yang diunggah pada Senin, 2 Desember 2019, Gus Muwafiq menegaskan ia cinta Rasulullah.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Ahmad Muwafiq dengan senang hati saya banyak diingatkan oleh kaum muslimin dan warga Bangsa Indonesia yang begitu cinta sama Rasulullah, saya sangat mencintai Rasulullah, siapa kaum muslimin yang tidak ingin Rasulullah?" kata Gus Muwafiq.

Beredar video yang dipotong tentang penjelasan KH Ahmad Muwafiq ini soal kata Nur Muhammad dan rembes saat dia ceramah di Purwodadi. Netizen yang tidak melihat keseluruhan ceramah kiai nyentrik ini tersulut emosinya.

Tidak hanya meminta maaf, Gus Muwafiq juga memberikan penjelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu."Saya sampaikan kemarin kalimat itu di Purwodadi sesungguhnya adalah itulah tantangan kita hari ini, bahwa milenial ini selalu berdiskusi dengan saya tentang dua hal tersebut," kata Gus Muwafiq.

Menurut dia, pernyataan tersebut terlontar dari mulutnya itu berasal dari pertanyaan milenial. "Saya yakin seyakin-yakinnya Nur Muhammad itu memancarkan sinar akan tetapi generasi sekarang banyak bertanya apakah sinarnya seperti sinar lampu dan semakin dijawab semakin tidak ada juntrungnya," kata Gus Muwafiq.

Ia juga memberi penjelasan mengenai kata rembes yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad. "Rembes itu dalam Bahasa Jawa artinya punya umbel, tidak ada lain. Bahasa saya rembes itu umbelan ini terkait juga dengan pernyataan biasanya apakah anak yang ikut dengan kakeknya ini kan bersih karena kakek biasanya saking cintanya sama anak, sama cucu sampe cucunya kadang apa-apa juga boleh, hal itu saja yang sebenarnya " kata Gus Muwafiq. (tempo.co)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel