Serangan Balik Kemenkeu Bungkam Rizal Ramli yang Sebut Menkeu Ratu Utang

Related image

Darirakyat.com - Kementerian Keuangan membalas kritikan Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli yang menyebut Menteri Keuangan (Menkeu) sebagai ratu utang.

Julukan itu keluar dari cuitan Rizal Ramli usai mendapatkan informasi mengenai utang pemerintah bertambah Rp 347 triliun dari April 2018 ke April 2019 atau year-on-year (YoY).

Padahal, Kementerian Keuangan mencatat bahwa jumlah utang pemerintah di April 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Bagaimana Kemenkeu membalas kritikan Rizal Ramli, berikut selengkapnya:

1. Utang Pemerintah Berkurang Rp 38 T

Kementerian Keuangan mengatakan jumlah utang pemerintahper April 2019 sebesar Rp 4.528,45 triliun menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti mengatakan, total utang pemerintah di April tahun ini turun Rp 38,6 triliun dari Maret 2019 yang sebesar Rp 4.567,31 triliun.

"Secara nominal, utang Pemerintah memang bertambah jika dihitung sejak akhir April tahun lalu, namun sebenarnya utang pemerintah dalam satu bulan terakhir sudah menurun Rp 38,6 triliun. Ini berarti dalam 1 bulan bisa turun 11% lebih dibandingkan dengan kenaikan tersebut," kata Nufransa saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (18/5/2019).

Menurut Nufransa, jika utang pemerintah bertambah menjadi kesalahan Menteri Keuangan merupakan kesalahan besar. Pasalnya, jumlah utang bertambah atau tidak merupakan kesepakatan antara pemerintah dengan dewan perwakilan rakyat (DPR).

Dapat diketahui, jumlah utang pemerintah per April 2019 tembus Rp 4.528,45 atau bertambah Rp 347 triliun jika dihitung dari April 2018 atau selama satu tahun. Rasio utang pemerintah 29,65% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

2. Rizal Ramli Tak Paham Kelola APBN

Kementerian Keuangan menilai Rizal Ramli tidak paham akan sistem pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), karena menyalahkan Menteri Keuangan atas bertambahnya jumlah utang pemerintah.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti mengatakan utang pemerintah merupakan produk APBN yang disepakati oleh dewan perwakilan rakyat (DPR).

"Julukan ratu utang menunjukkan bahwa Rizal Ramli sangat tidak paham terhadap mekanisme pemerintahan khususnya dalam pengelolaan APBN," kata Nufransa saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (18/5/2019).

Bahkan, Nufransa menyayangkan Rizal Ramli yang merupakan Mantan Menteri Keuangan melontarkan hal tersebut. Apalagi, jumlah utang pemerintah per April mengalami penurunan Rp 38,6 triliun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Lebih lanjut Nufransa mengungkapkan, kebijakan pembangunan yang dibiayai dari utang menghasilkan aset bagi negara, seperti infrastruktur dan SDM berkualitas.

Menurut Nufransa, penggunaan utang untuk kegiatan produktif pun sudah cukup nyata dan hasilnya dinikmati masyarakat. Seperti penurunan angka kemiskinan ke level 9,66% dan pengangguran turun menjadi 5,01%. (detik.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel