Sindir Jokowi, Warganet Tantang Fahri Hamzah ke Afganistan Tanpa Rompi Anti Peluru, Berani Gak?


Darirakyat.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Kabul, Afganistan, Senin (29/1/2018).

Dirinya tetap bersikukuh untuk ke sana meski kota itu tengah menghadapi rangkaian teror bom.

Bahkan jelang kedatangannya, terdengar kabar serangkaian ledakan juga terdengar di Kabul, tak jauh dari sebuah akademi militer.

Tak disangka, Presiden Jokowi menolak untuk memakai rompi itu.

Jokowi lebih memilih untuk mengenakan jas kenegaraan yang biasa diapakai saat ada kunjungan kenegaraan.

Melihat kabar tersebut, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah melalui akun Twitternya @fahrihamzah Selasa (30/1/2018) mengatakan,"orang kedinginan kok pakai rompi peluru. Gak nyambung sampiyan!"



Lantas cuitan tersebut mendapat balasan dari salah seorang netizen.

Netizen dengan akun @Twit_Opini memberikan tantangan kepada Fahri Hamzah atas apa yang sudah ia katakan.


@Twit_Opini: Pak @Fahrihamzah Tau bedanya winter coat & rompi anti peluru? Tau fungsinya & cara pakenya? Kalo saya ajak bapak ke Afghanistan tanpa pake rompi anti peluru, bapak berani?




Melihat tanggapan dari netizen, Fahri Hamzah kembali mengutarakan pernyataannya.

Menurutnya yang dilakukan Jokowi hanya sebatas karangan cerita serta pencitraan saja.

@FahrihamzahSaya ini pejabat juga. Pernah ke iraq saat masih perang. Daerah aman sedikit. Namanya #greenzone . Gak pakai rompi segala. Semua juga Gak ada yg pakai rompi. Ente aja ngarang2 cerita. Di situ semua orang diendus ajing sebesar kuda...apalagi presiden.Ya amanlah. 





Tak habis sampai disitu, kemudian cuitan Fahri kembali dibalas.

@Twit_Opini: Di Afghanistan byk rentetan serangan bom, bahkan bom ambulans terjadi di dekat KBRI. Ini yg bapak sebut aman? Bapak sbg seorg pejabat, berani dtg ke wilayah "panen bom" tanpa rompi anti peluru?




@Fahrihamzah: Emang kalau bom rompi membantu? Di iraq pernah setiap Jumat ada bom sampai Gak diberitakan lagi.

Fahri juga menyindir Jokowi dalam status berikutnya.
@Fahrihamzah: Gara2 minum kopi yang disedu pakai micin.

Kepala pusing tujuh keliling.

Gara2 ngomong rompi dan salju yg dingin.

Lupa apa tujuan keliling.

(#PantunNgawur jelang gerhana). 


Presiden Afghanistan Beri Medali Tertinggi kepada Presiden Jokowi Atas Keberaniannya

 Jokowi tetap berkunjung ke Kabul, kendati ibu kota Afghanistan itu kembali mengalami serangan bersenjata yang menewaskan sejumlah orang.

Pesawat kepresidenan mendarat di Kabul lepas tengah hari, di tengah gerimis salju.

Rombongan disambut dutabesar RI dan wakil presiden Afghanistan Sarwar Danish, didampingi Menteri Luar Negeri Salahudin Rabbani, Menteri Keuangan Eklil Hakimi, Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia Roya Rahmani, Gubernur Kabul Mohammad Yaqoub Haidan, dan Walikota Kabul Abdullah Habibzal.

Ini untuk pertama kalinya sejak 57 tahun lalu, seorang presiden Indonesia berkunjung ke Afghanistan.

Menjelang kedatangan rombongan Presiden Joko Widodo, Kabul kembali diterjang serangan, kali ini terhadap sebuah Akademi Militer, namun Jokowi tetap kukuh datang ke ibukota Afghanistan itu.

Dengan keberaniannya itu, Presiden Joko Widodo dianugerahkan medali tertinggi 'Medal of Ghazi Amanullah'  dari Presiden Afghanistan Ahraf Ghani. 

Penyerahan penghargaan berlangsung di sela jamuan santap siang, di Istana Presiden Arg, Kota Kabul, Senin (29/1/2018).

Medali tersebut merupakan bentuk penghormatan Afghanistan terhadap Joko Widodo yang dinilai teguh dan berani dalam memajukan hubungan bilateral Indonesia-Afghanistan, terutama dalam pembangunan perdamaian di negara tersebut.

"Terima kasih atas anugerah 'Medal of Ghazi Amanullah'. Medal ini akan jadi spirit baru upaya meningkatkna hubungan bilateral dan perdamaian," ujar Jokowi, sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Istana.

Usai penyerahan medali tersebut, Presiden Jokowi menekankan, setiap orang memiliki hak untuk menikmati perdamaian.

"Perdamaian bukan situasi yang datang dari langit. Perdamaian harus diupayakan," ujar Jokowi.

Jokowi juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk membantu Afghanistan mewujudkan perdamaian melalui rekonsiliasi.

"Marilah kita bergandeng tangan untuk menciptakan perdamaian. Marilah kita bergandeng tangan untuk memelihara perdamaian. Marilah kita bergandeng tangan untuk menciptakan dunia yang sejahtera bagi semua," lanjut Jokowi.

"Saya yakin, dengan rahmat Allah SWT, perdamaian, persatuan dan pembangunan akan dapat kita raih bersama. Saya senantiasa mendoakan kesehatan Presiden Ghani serta kemakmuran kedua rakyat kita," kata Jokowi.

Medali yang diberikan Pemerintahan Afghanistan itu juga turut diposting akun twitter Pramono Anung. 


"Presiden Afghanistan memberikan medali tertinggi kepada Presiden @jokowi yaitu Penghargaan Medal Tertinggi untuk Keberanian atas upaya Perdamaian Dunia termasuk di Afghanistan yang diupayakan oleh Presiden @jokowi #KhaziAmanullahKhanMedal," tulis Sekretaris Kabinet Pramono Anung di akun Twitter resminya @pramonoanung, Senin (29/1/2018).

Pada cuitannya, Pramono mengunggah foto yang memperlihatkan Jokowi disematkan medali tersebut oleh Ashraf Ghani.


Keduanya tampak akrab dan saling merangkul.




Presiden Afghanistan Ahraf Ghani menyematkan medali tertinggi pada Presiden Jokowi. 

Sebelumnya, Teten Masduki, koordinator staff khusus presiden, mengatakan bahwa presiden mendapat arahan tentang situasi keamanan terbaru di Kabul. "Namun presiden tetap yakin dan bersikeras untuk tetap mengunjungi Kabul," katanya melalui pesan seluler.

Di Kabul, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana akan bertemu Presiden Ashraf Ghani, dan melakukan serangkaian kegiatan kenegaraan.

Presiden dan rombongan akan mengakhiri kunjungan ini pada Senin sore ini juga, dan akan langsung kembali Jakarta. 





Kabul merupakan akhir dari lawatan sepekan Presiden Jokowi ke lima negara Asia Selatan. Ia dijadwalkan mendarat hari Senin (29/1) ini, setelah mengunjungi kamp pengungsi Rohingya di Bazar Cox, Bangladesh dan menyerahkan bantuan kemanusiaan Indonesia. Belum jelas, setelah serangan ini, dan serangan sebelumnya Sabtu lalu, bagaimana pengaturan kunjungan Jokowi.

Baku tembak sengit dan ledakan terdengar saat sebuah akademi militer di ibukota Afghanistan, Kabul, mendapat serangan berat Senin (29/1) pagi.

Berbagai laporan menyebut, serangan terhadap Universitas Pertahanan Nasional Marshal Fahim itu mulai berlangsung lepas salat Subuh, sekitar pukul 05:00 waktu setempat (sekitar 07:30 WIB).



Hanya beberapa saat sebelumnya, terjadi serangan besar di Kabul, dengan mobil ambulans yang dimuati bahan peledak menewaskan lebih dari 100 orang.

Kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) dan Taliban yang saling bersaing, sering melancarkan serangan di Kabul.

Sebuah media Afghanistan, Tolo, melaporkan bahwa pasukan keamanan sudah memblokade semua jalan di kawasan itu.

Dilaporkan Tolo, juru bicara presiden mengatakan bahwa para penyerang hanya melakukan serangan di gerbang pertama dan tak berhasil melaju lebih jauh ke dalam.

Sementara kantor berita Prancis AFP mengutip polisi yang mengukuhkan bahwa serangan dilakukan dengan senapan serbu dan roket, namun disebutkan bahwa situasi sudah mereda.

Lokasi ledakan bom di Kabul terjadi di dekat pusat perbelanjaan dan kantor-kantor pemerintah serta kedutaan besar negara asing/EPA.


Menurut Reuters, polisi mengatakan pula terjadi sebuah insiden di dalam sebuah kompleks militer namun belum jelas apakah hal itu merupakan serangan militan.

Wartawan BBC di Kabul, Mahfouz Zubaide menyebut belum ada keterangan mengenai korban jiwa namun dilaporkan bahwa sejumlah penyerang tewas.

Serangan dengan mobil ambulans yang dijejali bahan peledak, Sabtu lalu menewaskan setidaknya 100 orang dan sepekan sebelumnya sebuah serangan di sebuah hotel di Kabul menewaskan 22 orang, sebagian besar orang asing.

Sejauh ini Taliban mengaku sebagai pelaku kedua serangan. Lembaga-lembaga militer dan polisi Afghanistan sering menjadi serangan kaum militan.

Serangan ke akadami militer Marshal Fahim pernah terjadi sebelumnya. Pada Oktober 2017, 15 kadet militer Afghanistan tewas akibat sebuah ledakan di akademi militer yang berlokasi di barat kota Kabul tersebut.

Dua serangan besar Sabtu dan Senin, terjadi menjelang kedatangan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan di ibukota Afghanistan itu.

Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 lepas landas pukul 09.20 (10.20 WIB) dari Bandara Internasional Hazrat Shahjalal, Dhaka, Bangladesh. 


Sumber: Medan.tribunnews.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel