Penataan Tanah Abang ala Anies-Sandiaga yang Disebut-sebut untuk Bantu Jokowi, Ternyata…
Monday, 25 December 2017
Edit
Darirakyat.com, Jakarta — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menata kawasan Tanah
Abang, Jakarta Pusat, mulai Jumat (22/12/2017). Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga berupaya menguntungkan semua
pihak dalam menata Tanah Abang.
Pedagang kaki lima (PKL) difasilitasi berjualan, pejalan kaki
leluasa berjalan di trotoar yang steril, hingga ojek pangkalan dan ojek online
yang diberi lahan parkir agar lebih tertib menunggu penumpang.
Dalam penataan ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup
Jalan Jatibaru Raya di depan Stasiun Tanah Abang, mulai dari pukul 08.00 sampai
18.00. Satu ruas jalan digunakan sebagai tempat berdagang para PKL, sedangkan
ruas jalan lainnya digunakan untuk transjakarta. Kendaraan umum dan kendaraan
pribadi selain transjakarta dilarang melintas selama waktu tersebut.
Fasilitasi PKL untuk bantu
Jokowi
Anies-Sandiaga menitikberatkan penataan Tanah Abang pada PKL.
Anies menyatakan, penataan Tanah Abang merupakan bentuk keberpihakan Pemprov
DKI kepada mereka yang ingin mendapatkan kesempatan hidup.
"Kami akan jelas berpihak kepada mereka yang juga ingin
mendapatkan kesempatan hidup, kesempatan merasakan peredaran kegiatan ekonomi
di wilayah Tanah Abang. Jadi, kami akan tata semuanya," kata Anies, Sabtu
(23/12/2017).
Sementara itu, Sandiaga menyebut penataan
kawasan Tanah Abang merupakan cara Pemprov DKI membantu Presiden Joko Widodo
mempersempit ketimpangan ekonomi di Ibu Kota.
Menurut Sandiaga, Jokowi berpesan kepada Pemprov DKI bahwa
ketimpangan terjadi di Jakarta. Alasannya, perekonomian di akar rumput atau
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak bergerak.
"Ini (penataan) Tanah Abang adalah bagian kami membantu
Pak Jokowi dan pemerintah pusat untuk menyempitkan jurang ketimpangan,"
ujar Sandiaga, Minggu (24/12/2017).
Related
Sandiaga
menyebut penataan dengan membebaskan PKL berjualan di ruas jalan di depan
Stasiun Tanah Abang menjadi solusi terciptanya lapangan pekerjaan dan
perekonomian yang terus bergerak. Dengan demikian, ketimpangan ekonomi akan
menyempit.
Tuai kritik
Namun, harapan penataan untuk menguntungkan semua pihak itu menuai banyak
kritik. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi
Marsudi menilai, kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas jalan di Tanah
Abang untuk PKL berjualan merupakan contoh buruk.
Menurut dia, kebijakan ini bisa memicu PKL di lokasi lain berjualan dengan
menutup jalan.
"Kalau di Tanah Abang solusinya seperti itu, bukan tidak mungkin di
wilayah lain PKL akan mengokupasi jalan dan meminta diizinkan oleh
gubernur," ujar Prasetio.
Alih-alih menutup jalan untuk tempat jualan PKL, Prasetio menyebut, Pemprov DKI
seharusnya berupaya meramaikan Blok G Pasar Tanah Abang.
Sejumlah pedagang di Blok G dan penyedia jasa ekspedisi juga mempertanyakan
kebijakan ini. Usaha pedagang di Blok G sepi karena PKL yang berjualan di
trotoar kini difasilitasi berdagang di badan jalan. Pengusaha ekspedisi di
Jatibaru merugi hingga puluhan juta rupiah akibat penutupan jalan tersebut.
Sebagian warga Kelurahan Kampung Bali, Tanah
Abang, juga merasa terganggu dengan kebijakan itu karena penutupan jalan
membuat akses warga kini tak bisa dilewati.
Sopir angkot juga mengeluhkan penutupan jalan untuk PKL
berjualan. Mereka mengaku belum mendapat sosialisasi. Mereka juga protes karena
hanya transjakarta yang dapat melintasi jalan tersebut.
Penutupan jalan itu juga dinilai menyalahi
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Atas berbagai kritikan tersebut, Sandiaga menyebut, terlalu
dini menilai kebijakan penataan Tanah Abang. Lagi pula, penataan itu bersifat
sementara sebelum ada kawasan terintegrasi atau transit oriented
development (TOD) di Tanah Abang.
Meski demikian, Sandiaga tidak
mempermasalahkan banyaknya pihak yang mengkritisi penataan Tanah Abang. Namun,
dia berharap kritikan yang disampaikan bersifat konstruktif.
"Enggak apa-apa (penataan Tanah Abang) dikritisi terus,
tetapi konstruktif gitu lho. Dikasih masukannya bukan katanya,
katanya, tetapi berbasis data," ucapnya.
Sumber: kompas.com