Kasihan Bener Pak Ahok, Masih Saja Disindir Terus Sama Sandiaga Uno Perihal Kebiasaannya...
Sunday, 19 November 2017
Edit
Darirakyat.com -Anies-Sandi
melaunching loket pengaduan masyarakat di tiap kecamatan di Jakarta, Sabtu
(18/11/2017).
Kecamatan Sawah Besar memberi nama layanan itu Mpo Duma atau
kependekan dari Media Pojok Pengaduan Masyarakat.
Pelayanan akan berlangsungs setiap Sabtu mulai
pukul 08.00 -11.00.
Wakil Gubernur DKI
Jakarta, Sandiaga Uno, mengatakan semua masalah yang dialami warga Jakarta
tidak perlu dilaporkan seluruhnya ke balai kota.
Beberapa masalah justru dapat ditindaklanjuti di tingkat
kelurahan.
"Karena ke depan membangun jakarta itu tidak bisa
sistemnya superman dimana semua satu di balai kota menyelesaikan. Tapi sistem
kita ke depan adalah justice league. Kita bekerja bersama-sama," jelas
Sandi saat launching di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2017).
Dahulu mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
alias Ahok yang membuat sistem pengaduan ini pertama kali.
Tapi Ahok melakukannya dengan sistem 'superman' seperti yang
disebut Sandi.
Ahok menerima semua laporan sendiri dan menyelesaikkannya.
Sandi berharap sistem ini dapat menjadi layanan pengaduan
yang baik.
Sehingga setiap aduan dapat ditindaklanjuti secara cepat dan
efisien.
Ketua Pusat Kajian Kebijakan Publik Universitas Trisakti,
Trubus Rahardiansyah menilai Anies-Sandi membawa Jakarta mundur ke belakang
dengan cara itu.
Menghilangkan sistem pengaduan model Ahok di Balaikota DKI sama
saja memutus hubungan langsung rakyat dan pemimpinnya.
Pada akhirnya sang pemimpin akan kesulitan mengetahui apa
yang terjadi di masyarakatnya.
Trubus menjelaskan tujuan Ahok membiarkan warga berbaris di
pintu masuk ruang kerjanya di Balaikota DKI adalah agar dia bisa tahu apa yang
terjadi dengan warganya.
Ahok membiarkan dirinya mendengar langsung keluhan dan
kesulitan warga secara langsung.
Bahkan Ahok akan mengambil keputusan secara langsung terkait
laporan-laporan warga itu.
Dia juga bisa langsung memerintahkan pejabat terkait
menindaklanjuti, bahkan lekas memarahi pejabat terkait apabila dinilainya
ngawur.
Hal ini menimbulkan efek gertak bagi seluruh pejabat di
Pemprov DKI sampai di level lurah.
Pejabat jadi takut karena Ahok bisa mendengar langsung
laporan warga secara terbuka.
Sumber: tribunnnews.com