Anj*ng Galak Penjaga Duit Warga DKI Dipenjara Di Mako Brimob, Warga Kampung Walang Jadi Korban Pungli, Simak Selengkapnya,,!!
Wednesday, 22 November 2017
Edit
Darirakyat.com -Warga
Kampung Walang, kolong Tol Lodan, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan,
Jakarta Utara menjadi korban praktek pungutan liar oleh oknum RT terkait
pembuatan KTP.
Padahal Pemprov DKI Jakarta tidak mengenakan
biaya untuk hal tersebut.
Salah seorang warga berinisial T (33) mengungkapkan bahwa
warga di kampungnya kerap dipungut biaya saat mengurus surat kependudukan
seperti pembuatan KTP dan Kartu Keluarga.
Pungutan yang dikenakan bervariasi tergantung
permintaan oknum tersebut.
"Jumlah uang yang
diminta nggak merata, tergantung dia maunya berapa. Ada yang diminta Rp 200
ribu hingga Rp 400 ribu. Warga di sini kan memang kebanyakan dari kampung, jadi
musti bikin KTP," ungkapnya, Selasa (21/11/17).
Menurutnya, pungli tersebut dilakukan oleh oknum RT di RW 02
Ancol.
Pasalnya warga selama ini memang tidak bisa berkutik lantaran
di lingkungannya sampai sekarang tidak memiliki kepengurusan RT/RW.
"Jadi karena di sini tidak ada RT/RW, kita numpang ke RW
02 Ancol. Nah di sana ada oknum memungut biaya ke kita kalau mau bikin surat
kependudukan. Padahal kan kalau mau bikin, nggak ada biaya sama sekali,"
ujarnya.
Lurah Ancol, Sumpeno menampik praktek pungli itu terkait
dengan petugas Kelurahan Ancol.
Pasalnya dalam melakukan pelayanan, pihaknya tidak pernah meminta
sejumlah uang atas berbagai macam pembuatan surat kependudukan.
"Mungkin itu buat dana operasional si RT yang mengurus
surat kependudukan, mungkin buat transport bolak-balik ke kantor kelurahan.
Kalau kita kan nggak mengenakan biaya, semuanya gratis," ucapnya.
Sumpeno pun mengimbau agar warga yang hendak mengurus surat
kependudukan seperti KTP dan Kartu Keluarga supaya melakukan sendiri tanpa
meminta bantuan orang lain untuk hindari praktek pungli.
"Memang kan untuk Kampung Walang, merupakan wilayah yang
tidak memiliki kepengurusan RT/RW. Sehingga untuk keperluan mengurus surat
kependudukan harus menumpang ke wilayah terdekat dalam hal ini RW 02,"
ujarnya.
Ahok sebut dirinya anjing penjaga aset
orang Jakarta dari maling
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) pernah
mendapatkan umpatan dari oknum anggota DPRD DKI Jakarta.
Umpatan seperti gobl*k dan anj*ng terlontar dalam rapat
mediasi yang difasilitasi Kementerian Dalam Negeri.
Melihat hal tersebut, Ahok mempertanyakan keberadaan Badan
Kehormatan DPRD DKI Jakarta.
Sebab tidak ada tindak lanjut atas dugaan pelanggaran etika
tersebut.
Pernyataan ini disampaikan untuk menyindir panitia angket
yang gencar menanyakan terkait etika mantan Bupati Belitung Timur ini.
"Kalau angket (bahas) etika itu. Kalau di DPRD, namanya
badan kehormatan. Badan kehormatan DPRD DKI ada gak periksa temen-temennya yang
ngatain saya anj*ng, gobl*k," tegasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu
(25/3).
Mantan politisi Gerindra dan Golkar ini menambahkan, anggota
dewan tidak mengetahui kelebihan dari anjing.
Karena hewan berkaki empat ini memiliki kemampuan untuk
membedakan mana orang berniat baik dan tidak.
"Mereka gak tau kalau anjing itu yang bisa lihat mana
siluman mana bukan. Anjing itu dipelihara memang buat nangkap maling, memang
Ahok anjingnya orang Jakarta kok. Ahok ini memang anjing untuk jaga agar aset
orang Jakarta tidak dicuri oleh maling," ungkapnya.
Walaupun begitu dia mengaku tidak pernah memakan daging hewan
yang biasa diperbantukan melacak itu.
"Kalau daging anjing gue ga makan, aku makannya hot
dog," tutup Ahok.
Pernyataan Ahok ini terkait kisruh pembahasan RAPBD DKI
Jakarta 2015.
Suami Veronica Tan ini tidak ingin menggunakan hasil
pembahasan bersama DPRD DKI Jakarta karena diduga ada dana siluman sebesar Rp
12,1 triliun.
Sumber: merdeka.com & Sumber:
detik.com