Tak Diam Lagi, Kali Ini Jokowi Beri SKAK MATT, Atas Isu Yang Mempertanyakan Elektabilitasnya
Wednesday, 4 October 2017
Edit
Darirakyat.com -
Presiden Joko Widodo menuding isu soal turunnya daya beli masyarakat sengaja
diciptakan oleh lawan politik untuk menghambat elektabilitasnya di pemilu
presiden 2019 mendatang.
Hal
ini disampaikan Jokowi dalam pidato peresmian penutupan Rapat
Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tahun 2017 di Hotel
Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10/2017) sore.
"Isunya
hanya daya beli turun. Saya liatin siapa yang ngomong, (orang) politik oh
enggak apa-apa," kata Jokowi tawa para anggota Kadin yang hadir.
"Kalau
pengusaha murni saya ajak ngomong. Kalau orang politik kan memang tugasnya itu,
membuat isu-isu untuk 2019. Sudah kita blakblakan saja," tambah Jokowi.
Jokowi
kemudian memaparkan sejumlah data yang membuktikan bahwa daya beli masyarakat
tidak menurun.
Menurut
Jokowi, yang terjadi adalah peralihan pembelian
dari offline ke online.
"Kalau
ada toko tutup ya karena ini. Salahnya enggak ikuti jaman," kata Jokowi.
Jokowi
mengatakan, salah satu yang membuktikan argumennya ini adalah jasa kurir yang
naik sebesar 130 persen sampai akhir September ini.
"Angka
ini didapat dari mana? Ya kita cek. JNE cek, kantor pos cek. Saya kan juga
orang lapangan," kata Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.
Jokowi
mengatakan, apabila pengecekan hanya dilakukan di situs belanja online besar,
maka hasilnya tidak akan muncul.
Sebab,
banyak juga masyarakat yang mengandalkan platform media sosial seperti
Instagram dan Facebook.
"Lacaknya
dari mana? Ya Jasa kurir," ujar Jokowi.
Atasi
Kegaduhan
Presiden
Joko Widodo memerintahkan kepada seluruh jajaran kabinet untuk fokus pada tugas
masing-masing. Jokowi tidak ingin ada anggota Kabinet yang membuat masyarakat
khawatir dan bingung.
Hal
ini disampaikan Jokowi dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta,
Senin (2/10/2017).
Dalam
menyampaikan pesan itu, Jokowi menekankan dirinya adalah kepala negara dan
panglima tertinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Sebagai
kepala pemerintahan, sebagai kepala negara, sebagai panglima tertinggi angkatan
darat laut dan udara, saya ingin perintahkan kepada bapak ibu saudara sekalian,
fokus pada tugas masing-masing," kata Jokowi.
Hadir
dalam rapat tersebut, seluruh jajaran menteri kabinet kerja, Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Kepala
Badan Intelijen Negara Budi Gunawan.
Jokowi
meminta semua kementerian dan lembaga bersinergi untuk menjaga stabilitas
politik dan stabilitas ekonomi.
"Politik
harus kondusif. Oleh sebab itu jangan bertindak dan bertutur kata yang membuat
masyarakat khawatir dan bingung," ucap Jokowi.
Apabila
ada permasalahan antarkementerian dan lembaga, Jokowi meminta agar hal tersebut
diselesaikan secara internal di tingkat Kementerian Koordinator.
Jika
masalah belum selesai, maka bisa dibawa ke dalam rapat di tingkat Wapres atau
Presiden.
"Perlu
saya ingatkan, tahun 2018 sudah masuk tahun politik, ada pilkada, ada tahapan
pileg, ada tahapan pilpres sudah masuk. Oleh karena itu, sekali lagi, jangan
melakukan hal yang menimbulkan kegaduhan, menimbulkan kontroversi. Kita bekerja
saja sudah," ujar Jokowi.
"Sekali
lagi kita ingin terus menjaga keteduhan, ketentraman, ketenangan, persatuan
diantara kita dan juga di masyarakat," tambahnya.
Jokowi
tak menyebut secara spesifik mengenai kasus tertentu saat menyampaikan
arahannya.
Enggan
berkomentar atas kasus Setya Novanto
Presiden
Joko Widodo memilih enggan turut berkomentar atas putusan praperadilan Setya
Novanto. Jokowi memilih menyerahkan masalah tersebut ke Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).
"Itu
(putusan praperadilan Setnov--Red) tanyakan saja ke KPK," ujar Jokowi di
Kompleks Museum Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (1/10).
Bagi
Jokowi, pihaknya hingga kini memiliki komitmen untuk terus menguatkan komisi
antirasuah tersebut. (manado.tribunnews.com)