Sedang di Dalam Penjara, Ternyata Nama Ahok Paling Diunggulkan untuk Jadi Cawapres
Wednesday 11 October 2017
Edit
Darirakyat.com,
JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau
Ahok, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo paling diunggulkan menjadi
calon wakil presiden bagi Joko Widodo pada Pemilu 2019.
Hal
ini berdasarkan survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada
17-24 September 2017.
Pada
survei ini, responden ditanya tentang siapa yang paling pantas
mendampingi Jokowi selaku presiden petahana pada Pemilu 2019.
Ada 16 nama calon
wakil yang diberikan sebagai opsi. Ahok mendapatkan 16 persen suara responden,
paling tinggi di antara nama-nama lain dalam survei itu.
Padahal saat ini Ahok
sedang menjalani hukuman di penjara akibat kasus penistaan agama. Ia divonis
hukuman dua tahun penjara.
Direktur
Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai bahwa
tingginya elektabilitas Ahok itu tidak lepas dari pengalaman Jokowi dan Ahok
sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2012-2014.
Menurut
Burhan, masih banyak masyarakat yang ingin melihat duet itu terjadi di skala
nasional meskipun Ahok menjadi terpidana kasus penistaan agama.
"Ahok,
meskipun masih di penjara, tetap nomor satu," kata Burhanuddin saat
merilis hasil survei di kantornya, di Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Adapun
Gatot berada di tempat kedua dengan angka 10 persen. Burhanuddin menduga,
tingginya elektabilitas Gatot sebagai cawapres Jokowi tidak terlepas dari
manuvernya sebagai Panglima TNI belakangan ini.
"Pak
Gatot banyak manuvernya untuk naikkan awareness, supaya dikenal," ujar
Burhanuddin.
Di
bawah kedua tokoh itu, ada pula Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan 8 persen
dukungan responden, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (7 persen), Wali
Kota Surabaya Tri Rismaharini (5 persen), Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito
Karnavian (4 persen), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan Ketua
Umum Partai Nasdem Surya Paloh (3 persen).
Ada
pula Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Kepala Badan Intelijen Negara
Budi Gunawan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan
Maharani, serta eks Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung.
Masing-masing dari mereka dipilih oleh 2 persen responden.
Ketua
Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Amanat
Nasional Zulkifli Hasan mendapat 1 persen dukungan. Adapun Ketua Umum Partai
Persatuan Pembangunan Romahurmuziy tidak dipilih sama sekali.
"Sementara
responden yang tidak tahu atau tidak menjawab masih sangat tinggi, yakni 34
persen," ucap Burhanuddin.
Ketika
pilihan dikecurutkan menjadi 8 nama, dukungan terhadap Ahok bertambah menjadi
17 persen. Gatot dipilih 14 persen responden, disusul oleh Ridwan Kamil (11
persen), Sri Mulyani (9 persen), Tri Rismaharini (8 persen), Tito Karnavian (6
persen), Puan Maharani (2 persen), dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut
Binsar Pandjaitan (1 persen).
Angka
yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab juga masih tinggi, yakni 32
persen.
Survei
ini menggunakan multistage random sampling dengan 1.220 responden di seluruh
wilayah Indonesia.
Margin
of error kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden
yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah
dilatih. (medan.tribunnews.com)