Gugup Ada Razia,Ternyata Simpatisan Aksi Peduli Rohingya Tabrak Polisi, Simak Kronologinya…
Saturday 9 September 2017
Edit
Darirakyat.com, Boyolali -
Dua pemuda simpatisan aksi alumni 212 Peduli Rohingya nekat menabrak seorang
anggota Kepolisian Resor Boyolali di jalan perbatasan Kabupaten Boyolali dan
Magelang. Saat itu, petugas sedang melaksanakan operasi penyekatan di depan
Markas Kepolisian Sektor Selo.
“Beruntung anggota kami tidak mengalami luka yang fatal.
Hanya kaki kanannya memar dan sudah mendapat perawatan di Puskesmas Selo,” kata
Kepala Kepolisian Resor Boyolali, Ajun Komisaris Besar Aries Andhi saat ditemui
wartawan di kantornya, Jumat, 8 September 2017.
Baca : Aksi Peduli Rohingya, Magelang Siaga Satu
Dua pemuda itu berinisial MSH, 19 tahun, dan RF, 16 tahun.
Keduanya warga Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. MSH berstatus
mahasiswa, sedangkan RF masih pelajar SMA. Adapun korbannya adalah Perwira
Urusan Sub Bagian Humas Polres Boyolali, Inspektur Dua Widarto.
Aries mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00
WIB. Saat itu sejumlah anggota polisi sedang bertugas menghentikan dan
memeriksa sejumlah pengguna jalan yang diduga hendak turut dalam aksi peduli
Rohingya di Masjid An Nuur, Kabupaten Magelang.
Baca : Polda Jateng Keluarkan Imbauan Aksi Peduli Rohingya
Tiba-tiba dari arah timur (Kota Boyolali) tampak sebuah
sepeda motor Honda Vario bernomor polisi AD 6025 AJF melaju
kencang. Meski jaraknya sudah dekat dengan kerumunan polisi, si pengendara
sepeda motor itu tidak mengurangi kecepatannya dan langsung menabrak Ipda
Widarto.
Dari hasil penggeledahan terhadap kedua pemuda itu, polisi
menemukan sebuah bendera hitam bertuliskan kaligrafi berbunyi La Ilaha Ilallah, sebuah pelat nomor palsu, tiga buah telepon seluler dan powerbank, satu flashdisk,
dan sejumlah baju.
Infografis: Perjalanan Konflik Rohingya
“Ditemukan barang yang tidak sepatutnya dibawa, seperti
bendera yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan itu (aksi peduli Rohingya).
Saat ini mereka berdua sedang dimintai keterangan,” kata Aries.
Menurut Aries, insiden penabrakan anggota polisi yang sedang
melaksanakan operasi simpatik itu menunjukkan bahwa sebagian masyarakat
beranggapan bahwa polisi seolah-olah hendak menghalangi atau menggagalkan
kegiatan aksi peduli Rohingya di Magelang. Padahal operasi tersebut
dilaksanakan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat yang hendak
menghadiri kegiatan tersebut.
"Makanya dilakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak
ada barang-barang berbahaya atau terlarang,” kata dia.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Boyolali Ajun
Komisaris Miftahul Huda mengatakan, MSH yang mengendarai sepeda motor itu
mengaku gugup saat melihat kerumunan polisi di jalan. “Dia beralasan takut kena
tilang karena kemarin baru saja ditilang,” kata Miftahul. (www.kaskus.co.id)