Ribuan Muslim Gagal Umroh, Laskar Diam, Satu Ahok Umrahkan Ratusan Muslim, Triggered!
Tuesday, 15 August 2017
Edit
Darirakyat.com -- Ketika saya sedang
menelusuri timeline facebook untuk mencari beberapa ide-ide artikel, saya
menemukan salah satu timeline rekan penulis Seword, Gusti Yusuf yang memberikan
sebuah status yang cukup membuat saya terkejut.
Seorang
muslim taat, bisa melakukan sebuah refleksi yang sangat mendalam. Saya sangat
salut dengan karakter rekan-rekan penulis muslim yang tanpa mengkompromikan
iman mereka, mereka masih bisa mengkritik apa yang menjadi kelemahan
rekan-rekan seiman mereka yang menyeleweng.
Alangkah
indahnya jika hal tersebut bisa saya lakukan juga untuk agama saya. Banyak
sekali rekan seiman yang seringkali kepanasan ketika saya melakukan autokritik
terhadap para penyeleweng-penyeleweng yang seagama dengan saya.
Seharusnya
sebagai orang Kristen, sangat lumrah jikalau kita harus melakukan autokritik
sebagai bentuk pembelajaran. Sungguh hidup sebagai penulis, membuat saya
semakin kaya. Tentu bukan kekayaan materi yang dikejar, melainkan kekayaan
pengetahuan dan memperluas pandangan. Saya yakin, rekan-rekan penulis yang
tersebar di seluruh pelosok Indonesia, bersatu di dalam visi.
Pembahasan
artikel kali ini adalah sebuah inkonsistensi yang dilakukan oleh para laskar
aksi demo nomor togel. Tanggal nomor togel tersebut ternyata hanya hal yang
terlihat sekilas indah, namun ternyata dalamnya sangat busuk. Dimulai dari
demonstrasi-demonstrasi yang dilakukan dengan menggadang-gadang nama agama
besar, ternyata semua terbongkar.
Ternyata
agama dan Tuhan yang begitu tinggi, dibanting dan direndahkan sedemikian rupa,
sehingga Mereka harus taat kepada penguasa dunia. Aspek spiritual yang agung,
mendadak menjadi seperti sampah, hanya karena keinginan untuk berkuasa. Tidak
dapat dipungkiri lagi, bahwa semua demo nomor togel tersebut, ternyata hanya
menunggangi ‘seekor kuda’ yang ditempelkan label ‘Tuhan’ untuk menakut-nakuti
orang banyak.
Inilah yang terjadi di Indonesia,
suka atau tidak suka, terima atau tidak terima, ini adalah sebuah fakta.
Indonesia yang sedang darurat radikalisme, ternyata tidak muncul entah
berantah. Darurat radikalisme muncul karena ada penguasa-penguasa kuno (ancient
leader) yang mulai terbangun karena mengalami kekeringan ‘supply’.
Untuk
mendompleng pemerintahan yang sah, sangat sulit, karena pemerintahan yang sah
kali ini sangat dicintai oleh rakyat mayoritas. Maka satu-satunya cara untuk
mendompleng pemerintahan yang sah adalah dengan cara ‘menunggangi’ agama dan
‘tuhan’.
Tidak pernah dapat dibayangkan jika ada satu gubernur yang
memberangkatkan puluhan marbot masjid, bahkan ada yang mengatakan ratusan calon
haji untuk umrah, harus didemo dan berakhir tragis di penjara. Sedangkan
baru-baru ini kejadian ribuan muslim calon umrah yang gagal diberangkatkan oleh
bos travel umrah yang sangat besar, ternyata tidak didemo. Alangkah sulit kita
membandingkan kedua orang ini. Sebenarnya jika kita ingin berpikir secara
sehat, siapa yang menistakan agama?
Kalian
membela yang benar atau yang bayar? Ada yang berkata: calon jamaah haji adalah
sasaran empuk, karena merekalah orang yang sedang belajar untuk ‘rela’, bahkan
rela dibohongi.
Sebetulnya
aksi nomor togel merupakan sebuah aksi yang cukup mulia, pada awalnya.
Umat-umat Muslim yang tersinggung sebenarnya lumrah terjadi. Karena saya pun
secara pribadi sangat panas ketika ada seorang ulama yang berani-beraninya
mengkritik Tuhan saya.
Namun yang menjadi kegagalan berpikir, mengapa mereka tidak
mendemo mereka yang jelas-jelas merugikan para calon jamaah haji yang gagal
diberangkatkan? Mengapa tidak ada demo? Jika mereka bisa mengklaim ada 7 juta
laskar untuk mendemo satu orang, kalian harus siapkan 7 juta x 2 orang pemilik
travel untuk melakukan demonstrasi. Jika kalian tidak bisa mengundang 14 juta
orang untuk melakukan demonstrasi, kalian sesungguhnya gagal membawa nama besar
agama kalian. Jangan ngeles, ini
fakta.
Ketidak
adilan kepada seorang mantan gubernur, harus menjadi sebuah ketidak adilan yang
harus ditangisi. Kita harus benar-benar menangisi Indonesia. Indonesia masih
butuh orang-orang seperti Ahok dan Jokowi. Setelah Ahok Tumbang, jangan biarkan
Jokowi ikut tumbang.
Kita
harus bersama orang baik. Karena orang baik tidak akan bisa berteman dengan
seluruh orang. Jika ingin mendapatkan dukungan semua orang, di Indonesia harus
gunakan cara bayar-membayar. Ini fakta. Coba saja lihat ke kelurahan kalian
masing-masing, siapa yang bayar, dia yang menang. Lagi-lagi saya tidak bosan
untuk mengatakan “Ini fakta”.
Betul
kan yang saya katakan?
(seword.com)