Antara NasDem yang Bela Viktor dan Gerindra yang Relakan Poyuono
Monday, 7 August 2017
Edit
Darirakyat.com, Jakarta - Tiap partai
punya cara sendiri dalam kasus yang melibatkan kadernya, meski kasusnya mirip.
Adalah Waketum Gerindra Arief Poyuono dan Ketua Fraksi NasDem DPR Viktor
Laiskodat yang tersandung kasus hampir sama.
Arief mulanya membuat pernyataan soal 'wajar saja PDIP
disamakan dengan PKI' pada Senin, 31 Juli 2017. Pada hari yang sama pun dia
langsung mengklarifikasi pernyataannya.
Keesokan harinya, 1 Agustus 2017, Arief langsung meminta maaf
kepada PDIP atas pernyataannya. Dia mengirim surat kepada Ketum PDIP Megawati
Soekarnoputri dengan tanda tangan di atas meterai Rp 6.000.
"Bersama ini terkait pemberitaan di beberapa di media
massa yang menyebutkan pernyataan saya yang mengatakan, WAJAR SAJA KALAU PDIP
SERING DISAMAKAN DENGAN PKI KARENA MENIPU RAKYAT, dengan ini saya
mengklarifikasi bahwa saya tidak bermaksud mengatakan bahwa PDIP adalah PKI dan
menipu rakyat," demikian kutipan surat dan pernyataan Arief.
Namun, pada hari yang sama, Sekjen PDIP Hasto
Kristiyanto menyatakan akan mengambil langkah hukum. Namun Arief justru diminta
meminta maaf oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
"Bukan dipanggil, tapi ditelepon. Pak Prabowo bilang,
'Itu diklarifikasi secara benar, jangan dianggap nanti kamu menuduh PDIP PKI,
nggak enak hubungan dengan PDIP nantinya. Kita harus menjalin hubungan dengan
baik ke partai-partai. Kamu selesaikan itu'," ujar Arief saat dihubungi,
Rabu (2/8/2017).
Waketum Gerindra Fadli Zon juga menyebut pernyataan Poyuono
sudah melampaui batas. Bahkan Fadli menyatakan Poyuono akan dibawa ke Mahkamah
Partai.
"Segera (diberikan dan dipanggil mahkamah partai). Inilah
nanti sudah diperintahkan juga untuk ditegur, kalau ditegur sih sudah,"
ujar Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/8).
Poyuono pun dilaporkan mulai dari organisasi sayap hingga
kader partai berlambang banteng tersebut. Tapi lain cerita dengan yang dialami
Viktor Laiskodat. Partai NasDem langsung menggelar konferensi pers untuk
mengklarifikasi pidato Viktor di NTT.
Viktor berpidato di hadapan konstituennya di NTT. Pidatonya
itu langsung dikecam oleh Waketum Gerindra Fadli Zon dalam akun Twitter-nya.
"Pernyataan ketua Fraksi Partai NasDem dalam pidato di
NTT telah masuk ranah SARA, juga fitnah yang kejam pada Gerindra. Provokasi
bodoh dan murahan," ujar Fadli di akun Twitter @fadlizon yang dikutip detikcom, Jumat (4/8).
Dalam pidatonya, Viktor menyebut Gerindra, PAN,
PKS, dan Demokrat mendukung khilafah. Partai-partai yang disebut oleh Viktor
pun langsung mengecam.
Satu per satu partai-partai itu melaporkan Viktor ke polisi
dan MKD. Anggota MKD dari Partai Gerindra, M Syafii, bahkan menyatakan Viktor
terancam dipecat.
Partai NasDem kemudian langsung membela Viktor. NasDem
menilai pidato Viktor di hadapan konstituennya tidaklah provokatif.
"Jelas dong (memberi bantuan hukum), kan kita satu
kesatuan beliau bertugas ke NTT dalam rangka reses bertemu dengan konstituen.
Kemudian di sana menyampaikan kegelisahannya di masyarakat bahwa sudah banyak
terjadi intoleransi oleh banyak oknum-oknum LSM, dan kemudian setelah itu ada
celetukan dia jawab," kata Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani saat
menjawab pertanyaan apakah akan memberi bantuan hukum, saat ditelepon, Sabtu
(5/8) malam.
Tadi malam bahkan DPP NasDem menggelar konferensi pers untuk
mengklarifikasi pidato Viktor. Mereka memutarkan rekaman pidato Viktor yang
berdurasi 21 menit 12 detik itu.
(news.detik.com)