Sandiaga Tuduh Kasusnya Dirancang ‘Barisan Sakit Hati’, Wakapolda: Jangan Prematur Ambil Kesimpulan
Sunday 25 June 2017
Edit
Darirakyat.com, Jakarta – Kasus dugaan pemalsuan dan penggelapan
yang menjerat Wagub DKI terpilih Sandiaga Uno kembali bergulir.
Kubu Sandiaga menuding bahwa dilanjutkannya kasus ini karena ada
pihak-pihak yang tak suka dengan kemenangan pasangan Anies Baswedan itu.
Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Suntana pun menyesalkan pernyataan
Sandiaga Uno itu.
“Kalau Pak Sandiaga merasa seperti itu, silakan mengikuti
prosesnya. Ada jalur-jalurnya untuk komplain itu. Jangan dikaitkan dengan
kemenangan atau kekalahan di Pilkada,” kata Suntana kepada Kriminalitas.com di
Jakarta, Sabtu (24/6/2017).
“Menurut saya terlalu cepat mengambil kesimpulan itu,” kata
Suntana lagi.
Dia menambahkan, polisi bekerja berdasarkan fakta-fakta hukum
yang ada. Tidak ada kaitannya dengan masalah Pilkada, mau kalah atau
menang.
Menurut Suntana, semua orang, baik itu pejabat ataupun calon
pejabat yang punya kedudukan, semua sama di mata hukum.
“Jadi janganlah sampai begitu, gak ada kaitan dengan kekalahan
dan kemenangan pasangan calonlah. Polisi bekerja sesuai dengan aturan yang
ada,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Andreas Tjahyadi dan Sandiaga dilaporkan
atas dugaan penggelapan jual-beli aset tanah senilai Rp 8 miliar yang diklaim
sebagai tanah milik rekan pelapor Djoni Hidajat.
Sedangkan pihak Andreas, melalui kuasa hukumnya, P Parulian,
mengatakan tanah tersebut milik PT Japirex.
PT Japirex adalah
perusahaan industri rotan, di mana Sandiaga menjadi komisaris utamanya.
Petinggi Japirex memutuskan melikuidasi perusahaan pada 1992 sehingga sejumlah
asetnya dijual. (kriminalitas.com)