Mengegerkan,, Sama Seperti Kasus Ahok, Ceramah Kyai Said Dipotong, Lalu Diprovokasi oleh Neno Warisman
Wednesday 31 May 2017
Edit
Darirakyat.com -- Kemarin beranda Facebook
saya dipenuhi oleh tulisan Neno Warisman yang mengkritik ceramah Kyai Said Aqil
Siradj. Neno, seorang artis dan penyanyi yang mungkin tak tahu isi keseluruhan
ceramah atau tidak paham dawuh Kyai Said, kemudian dengan sangat berani menganggap
Kyai Said mendukung pornografi. Tak ayal ungkapan kebencian memenuhi seluruh
media sosial lalu memfitnah sosok Kyai yang sangat dihormati oleh warga
Nahdiyyin (NU) tersebut. Kritik Neno Warisman bisa dibaca di sini :
Padahal kronologi yang sebenarnya adalah ketika Kiai Said hadir dalam acara
penandatanganan nota kesepahaman Gerakan Nasional Revolusi Mental antara PBNU
dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kantor
PBNU, Jakarta, tanggal 3 Mei 2017 lalu. Beliau kemudian menjelaskan tentang potensi radikal yang bersumber dari doktrinasi
yang disebar luaskan melalui media cetak dan media elektronik, salah satunya
melalui video. Ketua umum PBNU tersebut menyatakan bahwa doktrinasi lewat video
yang diterima masyarakat awam itu lebih berbahaya dan merupakan awal atau
embrio dari sikap radikal yang nantinya akan menjadi bom waktu bagi orang tersebut, ketika
pemantiknya kita nyalakan maka dia akan meledak dimana saja.
Saat menjelaskan seperti itu
Kiai Said ditanya oleh salah satu wartawan, “Lebih baik mana menonton video
porno atau video provokatif?”. Kiai Said secara tegas mengatakan mending nonton
video porno. “Menonton
YouTube tentang pornografi lebih ringan daripada terorisme. Terorisme itu lebih
bahaya daripada gambar perempuan telanjang”. Lalu dengan bercanda beliau
mengatakan, “Karena ketika nonton video porno sambil beristighfar”.
Mari kita cermati bersama,
Apakah kemudian jawaban Kyai Said tersebut menunjukkan beliau mendukung
pornografi? TIDAK! Kyai Said yang ilmu keagamaannya sudah tinggi dan bahkan
mendapat penghargaan menjadi Muslim paling berpengaruh di dunia, tentu tidak
akan pernah setuju tindakan pornografi apapun alasannya. Tapi jika anda dalam
posisi yang sama dengan Kyai Said, ditanya tentang dua hal yang sama-sama
mengandung keburukan, yaitu pornografi dan terorisme, maka orang yang tidak
terlalu paham agama-pun akan menjawab sama: Nonton video porno jauh lebih
kecil dampaknya, minimal hanya berakibat pada dirinya sendiri. Berbeda dengan
menonton video provokatif yang sedikit demi sedikit meracuni otak penontonnya
dan bisa menular pada orang sekitarnya.
Penelitian psikologi menemukan bahwa pelaku terorisme adalah orang
yang sehat secara mental dan emosional. Mayoritas pelaku adalah usia muda dan
remaja. Pada usia tersebut orang cenderung dapat diradikalisasi jika: a) Marah
dan merasa terasing dari lingkungan, b) Mengidentifikasikan diri sebagai korban
ketidakadilan c) Percaya bahwa partisipasi politik tidak akan mengubah apapaun,
d)) Merasa harus melakukan tindakan nyata, e) Percaya bahwa dengan bergabung
dengan kelompok tertentu (radikal) akan menemukan identitasnya. Jadi jika
kemudian ia terus menerus diberi tontonan video provokasi dan terorime maka
secara perlahan ia akan meniru tindakan tersebut, bahkan jika harus melakukan
bom bunuh diri, karena ia merasa itu adalah tindakan nyata untuk mengubah
kehidupannya.
Kenyataan-kenyataan itu
kemudian dipotong oleh media ‘sapi’ dan kelompok radikal. Mereka tidak
menuliskan pertanyaan yang diajukan wartawan atau bahkan tidak menjelaskan
alasan mengapa Kyai Said menjawab demikian. Pernyataan panjang hanya diambil
beberapa kata saja, persis seperti yang mereka lakukan pada Ahok. Jika
pernyataan itu bukan keluar dari Kyai Said, melainkan dari seorang politisi China-
Non Muslim seperti layaknya Ahok, bukan tidak mungkin demo berjilid-jilid
dilakukan kembali dan tuduhan penistaan agama disangkakan pada yang
bersangkutan. Hal itu kemudian bisa menjadi alat politisasi untuk menjatuhkan
pemerintahan Jokowi.
Lihatlah pernyataan Kyai Said
yang sudah sejak sebulan lalu itu kini di blow-up kembali karena tulisan Neno Warisman yang menyudutkan. Neno hanya
mengambil beberapa kata dari Kyai Said, lalu membombardirnya dengan pernyataan
pedas, seolah Kyai menyetujui tindak pornografi. Hasilnya? Tulisan Neno
kemudian menjadi alat provokasi media Wahabi dan aliran sejenis. Dampaknya
kemudian, banyak orang atau ibu-ibu yang bahkan tidak tahu apa-apa ikut
menghujat, bahkan ada yang mendoakan kematian orang nomor 1 di NU tersebut.
Begitulah cara kelompok radikal
meracuni pikiran orang lain. Jika tidak bisa merusak NU, maka mereka akan
memfitanah membabi buta pemimpinnya. Gusdur, Gus Mus, Said Aqil, Cak Nur,
Quraish Shihab adalah deretan orang alim yang luas keilmuannya yang sering
difitnah oleh orang yang bahkan paham agama pun hanya baru kemarin sore. Neno
Warisman, Felix Shiaw, dan sederet orang yang bahkan keilmuan agamamya patut
dipertanyakan tapi sudah berani mengeluarkan pernyataan provokatif yang teramat
sentimen tentang dakwah kyai-kyai NU. Lucunya negeri ini, kedua orang seperti
mereka dijadikan panutan, sedangkan yang jelas-jelas membawa kedamaian dicaci,
dihujat, dan dibenci.
Kalau bukan kita yang mau
meluruskan, siapa lagi? Mari angkat pena. Jihad dengan tulisan. Share segala
tulisan dan video ceramah para Kyai dan ulama yang memperjuangkan kedamaian,
keberagaman, dan kebhinnekaan. Kelompok sapi dan radikal tidak boleh menjadi
mayoritas di negeri ini!!! (seword.com)