AHOK SUDAH DIPENJARA, KENAPA MASIH DISALAHKAN DAN DIFITNAH?


Drirakyat.com -- Kita semua tahu bahwa Ahok sudah berada di dalam penjara. Dirinya sudah tak lagi bebas bersuara apalagi untuk ngomel “pemahaman nenek lo!” ke DPRD DKI. Ahok sudah bukan siapa-siapa, dia kini hanyalah warga biasa yang sedang menjalani hukuman atas kasusnya. Ahok yang sejak tahun 2012 sudah didemo oleh FPI itupun kini sudah tidak bisa lagi didemo.
Di saat Ahok sudah tidak bisa lagi bebas bersuara di hadapan publik, tidak bisa lagi membalas atau menanggapi komentar orang lain, rupanya Anies Sandi tetap terus menerus menyudutkan dan menyalahkan Ahok. Sehingga ajakan mereka untuk move on dari Pilkada adalah ajakan yang seharusnya ditujukan kepada diri mereka sendiri.
Sampai sekarang, Jakarta masih terasa seperti jaman kampanye. Meski sudah tidak ada lagi ancaman kepada mayat dan ayat, namun nuansa menyalahkan incumbent masih jelas terdengar.
Beberapa hari yang lalu, Sandiaga menyindir Ahok ingin jadi Superman karena dirinya menerima keluhan warga di Balai kota. Padahal menurutnya tidak semua masalah warga harus dilaporkan ke Balai Kota. "Karena ke depan membangun jakarta itu tidak bisa sistemnya superman dimana semua satu di balai kota menyelesaikan. Tapi sistem kita ke depan adalah justice league. Kita bekerja bersama-sama," kata Sandiaga.
Bagi saya, kalaupun Sandiaga mau menerapkan sistem pemerintahan yang lebih baik, dan menganggap tidak semua permasalahan masyarakat perlu dilaporkan ke Balai Kota, ya jalankan saja. Untuk apa menyindir Ahok? toh Ahok sudah di dalam penjara dan tidak bisa menanggapinya. Ahok juga sudah bukan lawan nya dalam Pilkada DKI.
Yang lebih aneh adalah, sindiran Sandiaga adalah sindiran atas dasar ketidak mampuannya atau ketidak mauannya melakukan sesuatu. Dulu Ahok mampu menerima semua keluhan dan aduan warga, sekarang Anis Sandi tidak bisa. Ya aneh lah, mereka yang tidak mampu tapi Ahok juga yang disalahkan. Padahal apa sih salah Ahok yang menerima dan mendengar keluhan warga secara langsung? Apa salahnya menerima warga meski sekedar untuk salaman dan minta foto selfie?
Kalau kalian tidak mampu melayani keluhan warga, tidak tahan mendengar aduan rakyat jelata, ya nggak usah nyalahin Ahok.
Kita paham Sandiaga itu pengusaha sukses, turun ketemu warga atau rakyat jelata ya pas hanya saat kampanye saja. Jadi wajar kalau seusai kampanye sudah tidak mau lagi ketemu warga biasa. Tapi kenapa harus nyalahin Ahok?
Selain itu baru-baru ini Anies juga menyindir Ahok terkait gaji tim Gubernur. "Jadi, alhamdulillah kami akan menghentikan praktik-praktik pembiayaan yang tidak menggunakan APBD untuk orang-orang yang bekerja membantu gubernur. Kalau mereka yang bekerja membantu gubernur, menyusun kebijakan, dan membantu percepatan pembangunan justru dibiayai swasta, potensi ada konflik kepentingan menjadi tinggi. Kan, lucu secara kepegawaian dibiayai swasta, tetapi keberadaannya di kantor gubernur.”
Komentar Anies ini dipicu oleh maraknya pembicaraan netizen tentang TGUPP (Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan) yang bengkak dari usulan RAPBD Rp 2.3 miliar menjadi Rp 28.5 miliar. Padahal anggaran TGUPP tahun 2017 hanya 899 juta rupiah.
Kenyataannya Anies salah tuduh dengan menyebut staf Ahok atau TGUPP dibiayai oleh swasta. Rian Ernest mengklarifikasi bahwa staf Ahok setiap bulannya digaji dari biaya operasional Gubernur. Sementara TGUPP ada anggarannya dan masuk dalam APBD di bawah Biro Administrasi Sekretariat Daerah. jadi tidak ada perusahaan swasta yang menggaji staf atau TGUPP jaman Ahok seperti yang dikatakan oleh Anies.
Jadi bayangkan mereka yang bikin anggaran membengkak dan boros, tapi yang dapat fitnahnya adalah Ahok. Ya kalau mereka tidak bisa kelola anggaran kenapa Ahok yang difitnah? Harusnya Anies jawab saja bahwa dirinya perlu bantuan lebih banyak orang untuk mengelola Jakarta yang lebih baik. Kalau Ahok mampu memimpin Jakarta hanya dengan 9 orang TGUPP, Anies mau dibantu 74 orang, sebab pekerjaannya akan lebih banyak dan sebagainya. Jawab saja begitu, apa susahnya? Ngapain harus memfitnah Ahok?
Anies dan Sandi, kalian kan tahu Ahok sudah di dalam penjara. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Kalah di Pilkada masuk penjara. Sementara kalian kini berkuasa. Apakah semua ini belum cukup untuk kalian sehingga masih terus menerus menyalahkan atau menyindir Ahok?
Tidak cukupkah kasus mayat yang diancam tidak dishalatkan? Kurang nyaringkah teriakan takbir untuk membunuh Ahok? belum puaskah mengeluarkan pernyataan provokatif dari orang Arab sampai pribumi? Belum puaskah melihat Ahok yang sudah tidak berdaya di dalam penjara?
Kenapa Ahok yang sudah diperlakukan sedemikan hinanya itu masih kalian sindir dan salah-salahkan hanya karena dulu pernah melakukan hal yang menurutnya baik? Apa salahnya menerima keluhan warga? Kenapa Ahok yang sudah tidak mampu menjawab ocehan kalian itu masih juga difitnah membayar stafnya dari perusahaan swasta? Kenapa Ahok yang sudah memberikan sistem transparansi dan pengelolaan anggaran yang efisien, kalian fitnah dan jadikan tameng untuk menutup borok kalian sendiri? kalian ini manusia macam apa sebenarnya?!
Sumber: seword.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel