Gugup Ada Razia,Ternyata Simpatisan Aksi Peduli Rohingya Tabrak Polisi, Simak Kronologinya…


Darirakyat.com, Boyolali - Dua pemuda simpatisan aksi alumni 212 Peduli Rohingya nekat menabrak seorang anggota Kepolisian Resor Boyolali di jalan perbatasan Kabupaten Boyolali dan Magelang. Saat itu, petugas sedang melaksanakan operasi penyekatan di depan Markas Kepolisian Sektor Selo.

“Beruntung anggota kami tidak mengalami luka yang fatal. Hanya kaki kanannya memar dan sudah mendapat perawatan di Puskesmas Selo,” kata Kepala Kepolisian Resor Boyolali, Ajun Komisaris Besar Aries Andhi saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat, 8 September 2017.

Baca : Aksi Peduli Rohingya, Magelang Siaga Satu

Dua pemuda itu berinisial MSH, 19 tahun, dan RF, 16 tahun. Keduanya warga Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. MSH berstatus mahasiswa, sedangkan RF masih pelajar SMA. Adapun korbannya adalah Perwira Urusan Sub Bagian Humas Polres Boyolali, Inspektur Dua Widarto.

Aries mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu sejumlah anggota polisi sedang bertugas menghentikan dan memeriksa sejumlah pengguna jalan yang diduga hendak turut dalam aksi peduli Rohingya di Masjid An Nuur, Kabupaten Magelang.

Baca : Polda Jateng Keluarkan Imbauan Aksi Peduli Rohingya

Tiba-tiba dari arah timur (Kota Boyolali) tampak sebuah sepeda motor Honda Vario bernomor polisi AD 6025 AJF melaju kencang. Meski jaraknya sudah dekat dengan kerumunan polisi, si pengendara sepeda motor itu tidak mengurangi kecepatannya dan langsung menabrak Ipda Widarto.

Dari hasil penggeledahan terhadap kedua pemuda itu, polisi menemukan sebuah bendera hitam bertuliskan kaligrafi berbunyi La Ilaha Ilallah, sebuah pelat nomor palsu, tiga buah telepon seluler dan powerbank, satu flashdisk, dan sejumlah baju.


Infografis: Perjalanan Konflik Rohingya

“Ditemukan barang yang tidak sepatutnya dibawa, seperti bendera yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan itu (aksi peduli Rohingya). Saat ini mereka berdua sedang dimintai keterangan,” kata Aries.

Menurut Aries, insiden penabrakan anggota polisi yang sedang melaksanakan operasi simpatik itu menunjukkan bahwa sebagian masyarakat beranggapan bahwa polisi seolah-olah hendak menghalangi atau menggagalkan kegiatan aksi peduli Rohingya di Magelang. Padahal operasi tersebut dilaksanakan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat yang hendak menghadiri kegiatan tersebut.

"Makanya dilakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada barang-barang berbahaya atau terlarang,” kata dia.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Boyolali Ajun Komisaris Miftahul Huda mengatakan, MSH yang mengendarai sepeda motor itu mengaku gugup saat melihat kerumunan polisi di jalan. “Dia beralasan takut kena tilang karena kemarin baru saja ditilang,” kata Miftahul. (www.kaskus.co.id)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel