Novel Bamukmin Tak Akui Irfan Anggota FPI, Jadi Begini Penjelasnnya..!!!


Darirakyat.com - Sekjen Dewan Syuro DPD FPI DKI Jakarta Novel Bamukmin menyebut pelaku pengeroyokan kader PDIP Widodo bukan dari pihaknya.
“Itu nggak begitu jelas (informasinya), tadi ada informasi pagi kalau ada anggota yang ngeroyok, tapi bukan anggota FPI. Memang mungkin ada FPI di sekitar lokasi itu, tapi bukan anggota FPI pelakunya,” ujar Novel, Sabtu (7/12/2017) pukul 17.18 WIB, seperti diberitakan Detikcom.

Novel menyebut tidak benar jika ada anggotanya yang melakukan pengeroyokan tersebut. Dia berharap kepolisian melakukan penelusuran agar informasi soal terduga pelaku akurat.

“Yang I itu saya dengar, tapi bukan FPI. Itu informasi salah jika dilakukan anggota FPI, jadi polisi cari data anggota dan kronologis dulu lah, nggak ada anggota FPI,” tegasnya.

Pelaku dengan inisial I terkadang sering duduk bersama dengan anggota FPI. Meskipun dekat dengan anggota FPI lainnya, Novel menegaskan jika I bukan anggotanya.

“Itu informasi salah, emang si inisial I ini sering nongkrong sama FPI, ya sukalah, emang sudah sering nongkrong, tapi bukan anggota kami. Saya juga kagak kenal,” jelasnya

Novel awalnya mendengar kabar pelaku pengeroyokan hanya dilakukan satu orang. Dia memastikan jika inisial I yang diduga sebagai pelaku bukan anggota FPI.

“Saya dapat kabar tadi siang cuma 1 orang itu yang mukul, yang I, kalau yang F saya baru dengar dan belum saya pastikan,” pungkasnya.

I yang dimaksud adalah Muhammad Irfan, Qoid LPI (Laskar Pembela Islam) di Kecamatan Gropet (Grogol Petamburan). Pada pagi tadi, Novel sendiri menyebut Irfan merupakan anggota FPI tetapi kini dibantahnya sendiri.
“Tidak ada pengeroyokan yang ada satu lawan satu. Namanya M. Irfan, Qoid LPI (Laskar Pembela Islam) di Kecamatan Gropet (Grogol Petamburan). Ada saksi warga sekitar yang melihatnya,” kata Novel, Sabtu pagi tadu, dilansir CNN Indonesia.

Baca juga: Widodo ‘Timses Ahok-Djarot’ Dikeroyok 10 Orang Anggota FPI

Novel mengatakan, perkelahian itu terjadi usai waktu Isya, Jumat (6/1) dan merupakan buntut dari insiden di siang hari saat rombongan calon wakil gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat melewati tempat berkumpul anggota FPI di Jelambar.

“Kronologinya, kami kumpul di posko. Dia lewat mampir ke kami, tapi kami tidak mau. Kami bilang lewat saja Pak, tidak usah salaman apalagi mampir soalnya ada media. Takutnya nanti kami dibilang nyambut lagi. Lalu ada yang bilang haram, kubu dia malah bilang tidak haram. Spontan kami bangun semua,” kata Novel berdasarkan laporan dari anak buahnya bernama Hisam Ibnu yang berada di lokasi kejadian.

Modus yang dilakukan Novel sama saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dihadang oleh Herianudin, Ketua FPI Pasar Minggu saat blusukan di Jati Padang pada Jumat (30/12/2016) pagi.

“Herianudin itu bukan lagi Ketua FPI Pasar Minggu. Sudah 3 tahun yang lalulah itu,” kata Novel, seperti diberitakan Detikcom.

Baca juga: Simpatisan FPI Hadang Ahok Saat Kampanye di Jati Padang

Kapolres Jakarta Barat Kombes Roycke Harry Langie sebelumnya menyebut dua terduga pelaku pengeroyokan yang berinisial I dan F. Pengeroyokan yang terjadi pada Jumat (6/1) malam diduga berawal dari singgungan saat Djarot berkampanye di Jelambar.

Saat berkampanye, kedua pelaku ini menurut Roycke berteriak-teriak. Widodo yang mendengar langsung menegur keduanya. “Mereka (pelaku) teriak-teriak haram…haram,” imbuh Roycke.

Hingga pada malam harinya, sekitar pukul 21.00 WIB, Widodo yang sedang berada di depan rumahnya didatangi oleh 2 pelaku dan 8 orang lainnya. Para pelaku langsung mengeroyok Widodo hingga babak belur.


SUmber : anekainfounik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel